"Faktor utama dari naiknya impor adalah pada kelompok mesin dan peralatan listrik. Di dalamnya ada komponen ponsel yang naik cukup tajam," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin (2/6/2014).
Meningkatnya impor ponsel disebabkan munculnya wacana pemerintah yang berencana memberlakukan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Ini menyebabkan impor ponsel lebih deras, karena ingin memanfaatkan momentum sebelum pemberlakuan kebijakan tersbeut.
"Ini harus menjadi perhatian pemerintah. Kami menduga akan adanya pengenaan pajak barang mewah terhadap ponsel, sehingga banyak importir yang memasok ponsel sekarang," kata Suryamin.
Sementara secara keseluruhan, impor non migas April 2014 tercatat sebesar US$ 12,56 miliar, naik 4,64% dibandingkan bulan sebelumnya. Impor migas adalah US$ 3,69 miliar, turun 7,55%.
Akumulasi impor sepanjang Januari-April 2014 adalah US$ 59,49 miliar, turun 4,23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Impor non migas turun 4,64% menjadi US$ 44,79 miliar.
Impor non migas terbesar adalah untuk mesin dan peralatan mekanik yaitu US$ 8,58 miliar serta mesin dan peralatan listrik US$ 6,08 miliar. Berikut adalah beberapa negara asal impor non migas:
- Tiongkok US$ 10,01 miliar
- Jepang US$ 5,86 miliar
- Singapura US$ 3,43 miliar
- Asean US$ 10,02 miliar
- Uni Eropa US$ 4,34 miliar
(mkl/ash)