Ultra Fast Broadband diprediksi akan bisa dinikmati masyarakat yang tinggal di Asia Pasifik, tak terkecuali Indonesia pada tahun 2020. Sekitar 6 tahun lagi masyarakat Indonesia diprediksi bisa menikmati kecepatan internet 1 Gbps.
Prediksi tersebut ternyata telah lama dibahas di kalangan industri. Para penyedia jasa layanan internet dan perusahaan penyedia instalasi pendukung sudah mulai bersiap.
Sekitar lebih dari 40 perusahaan yang bergerak di bidang penyedia instalasi untuk pembangunan jaringan internet berkumpul di Penang, Malaysia. Para pegiat bisnis jaringan internet itu hadir dalam FTTH (Fiber to the Home) Council Asia Pacific Conference yang digelar pada 3-5 Juni 2014.
Vice President of Product Management Broadband Solutions Division TE Connectivity, Mark Hesling memaparkan sejumlah prediksi dunia usaha tentang peningkatan kecepatan akses internet. Peningkatan akses ini pun sejalan dengan meningkatnya jumlah pengguna internet.
"Pada tahun 2020, masyarakat sudah bisa mengakses internet dengan kecepatan 1 Gbps. Saat itu pengguna internet sudah mencapai 6 miliar," kata Mark dalam paparannya di FTTH Council Asia Pasific Conference yang juga dihadiri detikINET di Hotel Equatorial, Penang, Malaysia, Rabu (4/6/2014).
Mark menjelaskan, tantangan yang dihadapi jelas tidak mudah. Tuntutan miliaran orang untuk mendapatkan kecepatan akses internet terkendala pada hal infrastruktur jaringan.
Penggunaan fiber menjadi salah satu cara agar masyarakat bisa mendapat akses internet dengan kecepatan tinggi. Kini, dengan harga yang masih bisa dijangkau, fiber bisa dihadirkan ke rumah-rumah.
"Tren global saat ini, fiber access sudah mulai digunakan. Untuk itu, kami prediksi masyarakat Asia Pasifik yang menginginkan akses internet cepat akan menggunakan fiber di rumah mereka," jelas Mark.
Fiber yang bisa dipasang di rumah-rumah bentuknya sangat praktis. Bentuknya menyerupai benang nilon berwarna terang. (kha/ash)