Selama 3 tahun berada di Tanah Air, Riverbed menilai bahwa Indonesia adalah pasar yang menarik bagi mereka. Terutama karena peluang yang cukup menarik dalam membangun infrastruktur demi menjalin komunikasi lintas pulau.
"Indonesia adalah negara kepulauan yang terpisah pisah. Kami melihat ini adalah sebuah peluang yang menarik," Satrio Pamungkas, Teritory Manager Riverbed Indonesia.
Satrio menganggap dengan kondisi geografis Indonesia yang demikian, maka lini bisnis pun ikut terpisah di antara pulau yang ada. Inilah yang akhirnya menuntut adanya jaringan infrastruktur yang memadai.
"Contohnya perbankan, banyak bank yang terdapat di daerah bahkan kepulauan dan harus tetap terkoneksi pada kantor pusat di wilayah tertentu," tambah Satrio.
Riverbed, tutur dia, berusaha untuk memenuhi kebutuhan perusahaan di semua sektor yang memiliki banyak kantor cabang untuk meningkatkan kinerja Wide Area Network (WAN) tanpa menambah kapasitas bandwith.
Teknologi yang digunakan Riverbed adalah kombinasi teknik kompresi, capturing (menyimpan dan memotong trafic data) dan akselerasi transfer protocol.
"Kami punya performance monitoring Wireshark yang dapat memperlihatkan segala laporan yang terjadi pada jaringan. Mulai dari alamat IP hingga kerusakan apa saja yang terjadi," kata Satrio.
Wireshark adalah sebuah aplikasi open source yang digunakan untuk menganalisa jaringan. Aplikasi ini telah diunduh lebih dari 500 ribu per bulan. Diciptakan oleh Gerald Combs, Wireshark dikelola oleh kelompok dan komunitas pengembang open source yang disponsori oleh Riverbed.
(eno/eno)