Tifatul: PM Singapura Belum Tentu Sukses di Indonesia

Jakarta - Tifatul Sembiring menilai apa yang sudah dilakukannya selama menjabat sebagai Menkominfo belum tentu bisa dilakukan oleh Perdana Menteri Singapura sekalipun dalam hal pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi.

Demikian disampaikannya dalam Chief Editor Meeting di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Senin (22/9/2014). Dalam acara perpisahannya sebagai Menkominfo, Tifatul memaparkan kesuksesan program Kementerian Kominfo selama lima tahun sejak 2009-2014 di bawah kepemimpinannya.


"Orang banyak membandingkan Indonesia dengan Singapura yang sukses dengan mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yeuw. Dia itu ibaratnya kodok besar di dalam kolam kecil. Sekali ayunan sampai. Kalau dia jadi PM Indonesia pun belum tentu juga bisa bangun jaringan sampai Papua," katanya.


Dalam paparannya, Tifatul mengklaim telah mencapai sejumlah kemajuan di bidang infrastruktur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), seperti masuknya sambungan telepon ke 72 ribu desa.


Berikutnya, seluruh kecamatan sudah masuk internet baik 5748 dalam bentuk Penyedia Layanan Internet Kecamatan (PLIK) maupun 1970 Mobil Penyedia Layanan Internet Kecamatan. Jaringan serat optik Palapa Ring hampir 90% selesai, dan wilayah jangkauan seluler mencapai 95%.


"Sekitar 95% wilayah indonesia sudah tercover sinyal seluler. Palapa Ring juga hampir sampai Papua. 72 ribu desa sudah ada telepon dan setiap kecamatan sudah masuk internet, bahkan ditambah lagi Wifi gratis di kota besar kabupaten," katanya.


Dengan kondisi geografis Indonesia yang jauh lebih luas dan kompleks dibandingkan Singapura, menurutnya tingkat kesuksesannya tak bisa disamakan head-to-head begitu saja. Indonesia punya sekitar 17 ribu pulau, sementara Singapura cuma satu wilayah kecil saja.


"Pendistribusian lebih kami utamakan daripada di satu titik saja. Dengan kendala itu kita memang belum bisa sama rata sama rasa. Yang penting internet masuk dulu, setelah coverage baru kualitas. Dalam beberapa tahun terakhir kecepatan internet kita sudah naik 400%," paparnya lebih lanjut.


Tifatul yang tak lama lagi akan menjabat sebagai anggota dewan di DPR berharap masih bisa memberikan kontribusi terhadap industri ICT khususnya telekomunikasi di Indonesia. Dalam kesempatan ini, ia mengutarakan idenya tentang konsep 'informatics economy'.


"Ke depan kita harus inovatif. Basis dari ekonomi kita harus dari innovation, tiap orang harus bisa berproduksi. Saya punya sedikit ide tentang konsep informatics economy. Mengubah mindset dari classic economy menjadi informatics economy," pungkasnya. (rou/fyk)