Pencapaian tersebut diklaim terjadi hanya dalam rentang waktu sekitar satu tahun semenjak pertama kali dikomersialkan. Sebagai informasi, Bolt pertama kali diluncurkan ke public pada 10 Januari 2014 lalu.
Tapi sebagai catatan, jumlah 1 juta pelanggan tersebut tercatat sebagai subscriber. Yang mana artinya tak semuanya adalah pengguna yang aktif. Pun demikian Bolt mengklaim jumlah pengguna yang aktif ada sekitar 70% dari 1 juta pelanggan terdaftar.
“Pencapaian ini tentunya didukung beberapa faktor penting, seperti makin tumbuhnya layanan mobile internet dan infrastruktur jaringan kami yang superior. Selain itu strategi dan pemasaran yang tepat dan inovatif juga jadi faktor yang turut mendukung,” ujar Dicky Mochtar, CEO Bolt, di Exodus, Kuningan City, Jakarta, Selasa (24/2/2015).
Berkat pencapaian itu, Bolt makin optimis menjejaki bisnis 4G LTE. Penyedia layanan data ini pede bisa menggaet hingga 3 juta pelanggan hingga akhir tahun 2015 ini. Dan untuk mencapai hal itu Bolt mengatakan bakal melakukan peningkatan kualitas dan juga kapasitas layanan lewat penambahan jumlah BTS sampai 3600 titik di semester II tahun 2015.
“Kami juga akan meluncurkan produk-produk yang lebih inovatif, baik dari sisi paket internet, konten, maupun perangkat 4G terbaru yang bakal ditawarkan,” imbuh Dicky.
Adapun soal konten inovatif yang dimaksud salah satunya adalah fitur pembelian token game menggunakan pulsa Bolt. Dengan begitu pelanggan Bolt yang gemar main game online, tak perlu repot-repot lagi berburu voucher token game karena bisa langsung membeli lewat pulsa Bolt. Sayangnya tak dijelaskan publisher game online mana saja yang digandeng Bolt.
(yud/fyk)