Kejadian ini selalu terulang. Tahun lalu, iPhone 5S baru dipasarkan sekitar awal Januari meski telah diluncurkan beberapa bulan sebelumnya. Indonesia selalu tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Filipina, apalagi Singapura.
Pertanyaan timbul, apa Indonesia tak dianggap oleh Apple? Ataukah juga sebaliknya, masyarakat Indonesia kebanyakan memang kurang tertarik membeli generasi baru iPhone?
Mungkin kedua asumsi itu ada benarnya. Seperti diberitakan, Apple mampu mencetak rekor penjualan 74,5 juta unit iPhone di kuartal IV 2014, dipicu larisnya iPhone 6 dan iPhone 6 Plus. Padahal, keduanya belum resmi dijual di Indonesia.
Berarti bisa disimpulkan, tanpa perlu dipasarkan di sini, iPhone 6 sudah laris. Sumbangan warga Indonesia ke pangsa pasar Apple barangkali memang kecil.
Menurut penelitian terbaru dari biro riset IDC, kesuksesan iPhone 6 antara lain didorong naiknya penjualan di pasar-pasar kunci seperti Amerika Serikat dan BRIC, kependekan dari Brasil, Rusia, India dan China.
"Kehausan konsumen terhadap perangkat layar besar, dan juga keseriusan Apple di China dan negara-negara lain, membuat penjualan iPhone naik 44% di Amerika Serikat dan sampai 97% di negara-negara BRIC," demikian pernyataan biro riset IDC seperti dikutip detikINET, Selasa (3/2/2015). Next
(fyk/rou)