Hal itu terkuak dari sebuah foto yang diposting oleh iClarified, dimana dalam foto tersebut menampilkan seorang pekerja asal Tiongkok yang tengah duduk di depan puluhan bahkan ratusan iPhone 5C. Dan bila diperhatikan dengan seksama, kerjaan pekerja itu tak lain hanyalah men-download aplikasi mobile yang tesedia di Apple App Store.
Dikutip detikINET dari Ubergizmo, Jumat (6/2/2015), apa yang dilakukan oleh sang joki download itu tak lain sebagai bentuk upaya untuk memanipulasi jumlah peringkat suatu aplikasi pada Apple App Store.
Faktanya, semakin banyak aplikasi itu diunduh -- dan disertai dengan komentar-komentar yang positif -- maka tidak menutup kemungkinan hal itu dapat meningkatkan reputasi dari aplikasi tersebut.
Dengan jumlah download yang banyak ditambah komentar dan rating yang bagus, maka secara otomatis orang akan berpikir bahwa aplikasi itu bagus dan layak untuk di-download. Ya, itulah fungsi dari si joki.
Enak bukan? Tapi di balik kemudahan tersebut tentu ada harga yang harus dibayar. Sebagai contoh, bagi developer atau orang yang ingin menggunakan jasa joki dan aplikasinya masuk ke dalam rangking Top 10, maka harus merogoh kocek 70.000 yuan atau sekitar Rp 141 juta.
Tak cukup sampai di situ, bagi mereka yang ingin agar aplikasinya tetap berada di posisi yang nyaman juga dipungut biaya 'maintenance' sebesar 405.000 yuan atau setara dengan Rp 818 juta setiap minggunya. Itu biaya mingguan, belum lagi ada biaya bulanan yang biasanya dinegosiasikan melalui pesan instan QQ.
Cara ini dinilai cukup efektif, dimana seperti yang diketahui, Apple sendiri telah mengambil beberapa langkah guna mencegah manipulasi peringkat aplikasi pada App Store dengan menggunakan sistem atau program. Tapi kalau itu dilakukan secara manual, tentu itu akan menjadi hal yang berbeda.
(ash/ash)
