4G Operator Kian Gencar, Bolt Tak Gentar

Jakarta - Operator seluler di Indonesia kian gencar melakukan ekspansi layanan data berbasis mobile 4G LTE. Namun hal tersebut tak membuat Bolt -- yang juga menyediakan layanan data 4G LTE -- menjadi gentar.

"Dari awal kami sudah siap, karena cepat atau lambat para operator seluler bakal meluncurkan layanan 4G juga," ujar Dicky Moechtar, CEO Bolt kepada detikINET selepas acara peluncuran produk terbarunya di Senayan City, Jakarta, Rabu (8/4/2015).


Dicky mengaku malah menyambut baik kehadiran para pesaingnya itu. Menurutnya, hal itu bagus untuk konsumen, karena membuat pilihan penyedia jasa internet cepat itu semakin beragam. "Ya biarkan pelanggan memilih, layanan siapa yang paling baik," lanjut Dicky.


Berbicara soal wireless internet, lanjut Dicky, pelanggan pasti akan selalu mencari layanan yang lebih baik, yang berarti cakupan jaringan yang merata serta kecepatan koneksi yang tinggi.


"Pelanggan pasti akan mencari yang paling baik, ada sinyal, dan kecepatan tinggi. Siapa yang paling cepat dan yang paling murah paket datanya," tambah Dicky.


"Kalau diadu dengan layanan 4G LTE yang ada sekarang, kita masih menang. Kan mereka cuma punya (frekuensi) 5 MHz. Nah, nanti kalau (frekuensi) 1.800 MHz sudah dibuka, saya gak tahu mereka bakal alokasikan berapa MHz," lanjutnya.


Namun Dicky tetap optimistis, kalaupun nanti frekuensi 1.800 MHz sudah netral untuk jaringan 4G, Bolt pede masih bisa menang karena mempunyai perbandingan jumlah pelanggan dan lebar frekuensi yang lebih baik. "Harusnya sih Bolt bisa menang di kompetisi 4G ini," tutup Dicky sembari tersenyum.


Sekadar informasi, saat ini Bolt mengalokasikan 15+15 MHz di frekuensi 2.300 MHz. Dan mereka mengklaim bahwa kecepatan koneksi internet di jaringan 4G LTE miliknya bisa mencapai 72 Mbps.


Layanan 4G yang diusung Bolt dan operator seluler (Telkomsel, XL dan Indosat) berbeda dari segi lisensi. Lisensi yang dimiliki operator punya kelebihan bisa digunakan untuk telepon, SMS, dan data karena lisensi yang dimiliki adalah mobile seluler dengan cakupan nasional di 900 MHz, dan nanti menyusul di frekuensi 1.800 MHz.


Sementara Bolt Internux hanya punya lisensi fixed broadband wireless access (BWA) di spektrum 2,3 GHz aias 2.300 MHz yang aksesnya terbatas di zona wilayah tertentu, tanpa diberi blok penomoran telepon, dan hanya boleh untuk menyalurkan koneksi data saja. (asj/ash)