Go-Food merupakan pengembangan dari layanan Go-Jek, dimana memungkinkan pengguna untuk memesan makanan dan minuman dengan mengandalkan armada ojek. Konsumen hanya tinggal memilih restoran dan menu makanan yang diinginkan, lalu tinggal menunggu makanan yang ia pesan datang.
Untuk biaya pengirimannya sendiri, disesuaikan dengan jarak antara restoran dengan tempat pengguna memesan ditambah dengan shopping fee sebesar Rp 10.000. Konsumen dapat memesan makanan dengan maksimal biaya sebesar Rp 1 juta.
"Selama tiga bulan berjalan, banyak dari konsumen kami yang menggunakan aplikasi Go-Jek untuk memesan makanan. Maka dari itu, kami kemudian berinisiatif untuk mengembangkan aplikasi ini agar lebih memudahkan konsumen untuk memesan makanan," ujar Nadiem Karim, CEO Gojek dalam konferensi pers di Conclave, Jakarta, Rabu (8/4/2015).
Pengembangan fitur tadi, lanjut Nadiem, adalah dengan menghadirkan menu pilihan restoran. Tak hanya itu, Go-Food juga menyajikan menu atau daftar pilihan jenis makanan. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan konsumen untuk memilih jenis makanan apa yang ingin dipesan.
Sedikitnya terdapat lebih dari 15.000 tempat makan di seluruh Jabodetabek yang dapat dipilih oleh konsumen. Namun dari 15.000 tadi baru 4.000 restoran yang menampilkan daftar makanannya di fitur Go-Food. "Ke depannya kami akan usahakan untuk menambah jumlah restoran untuk menampilkan daftar menunya di aplikasi kami," papar Nadiem.
Terlepas dari keinginannya untuk memudahkan masyarakat perkotaan dalam memesan makanan, sebenarnya ada misi khusus yang dibawa oleh Gojek, yakni memajukan UKM pangan. "Selama ini kami lihat hanya beberapa restoran saja yang punya layanan delivery. Nah, bagaimana dengan tempat makan kecil yang tidak punya? Di sinilah peran kami," tambahnya.
"Dengan adanya Go-Food, secara tidak langsung UKM pangan kecil itu jadi punya layanan delivery yang dalam hal ini adalah driver Gojek itu sendiri," pungkas Nadiem.
(ash/ash)