Tak hanya berbasis komputer, wacana untuk UN berbasis online juga ikut dibahas. Mulai dari Mendikbud Anies Baswedan hingga Menkominfo Rudiantara angkat bicara soal kemungkinan ini.
Menurut Menkominfo, ujian berbasis online jelas masih belum bisa dilaksanakan tahun ini mengingat belum meratanya infrastruktur internet di Indonesia. Seperti ditegaskan olehnya, sistem UN online tak akan bisa jalan tanpa infrastruktur.
"Infrastrukturnya harus ada dulu. Kalau sudah rata seluruh Indonesia, baru bisa digelar. Makanya sama-sama kita kejar industrinya untuk pembangunan broadband secepatnya," kata Rudiantara saat ditemui di sela sebuah acara di Balai Kartini, Jakarta.
Selain mempercepat penetrasi broadband berbasis kabel optik dari Sabang sampai Merauke, menteri yang akrab disapa Chief RA ini juga berharap banyak akses koneksi bisa ikut terbantu oleh ekspansi mobile broadband 4G LTE.
"Kominfo bicara soal kebijakan, tapi yang jalanin nanti teman-teman industri di operator. Nomor satu fokusnya gelar 4G dulu untuk broadband, baru aplikasinya," kata menteri.
"Kami berharap makin cepat 4G, makin bisa diaplikasikan, karena salah satu aplikasinya nanti untuk pendidikan, ujian nasional online. Saya harus bicara dulu dengan Pak Anies," ujarnya lebih lanjut.
Mendikbud sendiri menilai pelaksanaan UN berbasis komputer saja masih sulit dilaksanakan seluruhnya tahun ini, apalagi yang berbasis online. Dari 70 ribu sekolah yang ada, masih di bawah 1% sekolah yang sudah siap melaksanakan ujian berbasis komputer.
"Setelah kami cek di lapangan, kesiapan fasilitas, guru, siswa yang dinyatakan siap itu 585 sekolah. Jadi yang siap uji coba itu kira-kira di bawah 1% dari 70 ribu lebih sekolah yang menggelar UN tahun ini," kata Anies.
Dalam ujicoba UN ini, sekolah yang mengadakan ujian berbasis komputer akan menggunakan sambungan jaringan lokal (Local Area Network/LAN) untuk mengirimkan hasil ujian, dari server sekolah ke pusat penerangan. (rou/ash)