Dalam waktu dekat, perusahaan milik PT Hartono Istana Teknologi ini memberikan indikasi bisa saja merilis ponsel dengan harga yang lebih murah lagi untuk segmen pasar kelas bawah.
Namun sayangnya, General Manager Mobile Phone Polytron Usun Pringgodigdo saat ditemui di pabrik Polytron yang ada di Kudus, Jawa Tengah, belum mau memastikan kapan ponsel 4G murah meriah itu akan dirilis.
"Zap 5 ini masuk ke segmen menengah, nanti akan ada juga versi yang premium dan low end. Tapi yang sekarang saja sudah cukup murah dan over demand," kata Usun saat menemani kunjungan pabrik.
Sejak diluncurkan Januari lalu dan mulai dipasarkan secara pre order di blibli, permintaannya membludak 500 unit hingga 1.000 unit per hari dari target cuma 100 unit. Harga Rp 1,2 jutaan plus diskon Rp 100.000 menjadi pemicu tingginya permintaan tersebut.
Dengan spesifikasi yang ditawarkan, Zap 5 memang harga yang terbilang murah. Sebab, sebagian besar komponen ponsel tersebut sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Kandungan komponen dalam negerinya, kata Usun, sudah mencapai 36%.
Bagian layar ponsel Zap sebagiannya sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Ada sejumlah komponen penting lain yang juga sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Hanya saja, komponen utama ponsel yakni chipset masih harus diimpor.
"Kami masih pakai chipset Snapdragon dari Qualcomm. Untuk yang satu ini kami masih belum bisa memproduksi sendiri. Tapi untuk komponen lain, sudah banyak yang asli buatan pabrik kami," katanya.
Polytron juga memiliki divisi riset dan pengembangan (R&D) yang memiliki peran dalam proses quality control untuk smartphone ZAP 5. Quality control ini meliputi safety test, electronic reliability, battery reliability test, mechanical reliability test, dan performance & functionality test.
Sementara menurut Managing Director Polytron Hariono, ZAP 5 juga sudah bisa untuk carrier aggregation karena mendukung spektrum frekuensi mulai 800 MHz, 850 MHz, 900 MHz, 1800 MHz, 1900 MHz, 2100 MHz, hingga 2600 MHz. (rou/ash)