"Kami ingin menghantarkan pengalaman virtual reality paling premium yang ada di dunia," ujar Head Marketing HTC, Jeff Gattis, seperti detikINET kutip dari MCV, Senin (23/2/2015).
"Ini bukan kalimat marketing, tapi lebih kepada penempatan Vive di pasar. Ini berada di segmen kelas atas. Dimulai dengan pengalaman premium, walaupun perangkat tersebut memiliki harga yang tinggi, tapi itulah hal benar yang dilakukan dari sudut pandang strategis," tambah Gattis.
Kendati dikatakan premium, namun Gattis tidak menyebutkan berapa harga yang dibanderol pada Vive.
"Harga bisa selalu turun sejalan dengan pertumbuhan pasar, jadi tidak ada begitu banyak sensitivitas harga di permulaan. Tapi, untuk dapat mengadopsi konsumen yang lebih luas, industri harus mendorong penurunan harga agar membuat perangkat tersebut mudah diakses," papar Gattis.
Sebagai satu di antara pesaing headset virtual reality, Vive punya jadwal rilis yang lebih cepat, yakni pada bulan November 2015. Sementara, untuk perangkat virtual reality milik Sony, Morpheus dikabarkan rilis di tahun 2016. Begitu pula dengan Oculus yang tak akan rilis di 2015.
Dalam kesempatan yang sama, Gattis mengatakan gaming merupakan satu dari beberapa arena fokus bagi Vive. Virtual Reality, lanjut Gattis punya kesempatan untuk dapat mempengaruhi industri besar lainnya, seperti film, pendidikan, dan pelatihan.Next
(rou/rou)