CEO Nintendo Sindir Jebakan Game 'Free to Play'

http://us.images.detik.com/content/2015/03/26/654/satoruiwata_getty.jpgCEO Nintendo Satoru Iwata.


Jakarta - Nintendo santer diberitakan tertarik terjun ke dunia game mobile. Bersama dengan developer DeNA, Nintendo konon siap merilis game mobile di akhir tahun 2015. Kendati demikian, ada satu masalah yang masih mengganjal produsen game rakasasa Jepang itu.

Dalam sebuah wawancaranya dengan majalah TIME, CEO Nintendo Satoru Iwata bicara blak-blakan perihal mengapa ia kurang menyukai istilah 'free to play' dalam sebuah game. Ya, sebagaimana yang diketahui Nintendo secara turun-temurun dikenal sebagai produsen yang kerap memproduksi game konsol dan handheld secara berbayar.


Tapi melalui kerjasamanya dengan deNA, Nintendo artinya siap menghadapi tantangan free to play yang mana istilah seperti itu telah mendominasi dan melekat di dalam bisnis game mobile itu sendiri.


Menurut Iwata, istilah free to play lebih merujuk kepada 'kecurangan' terhadap konsumen. Karena dari apa yang ia lihat tidak semua game free to play benar-benar bebas untuk dimainkan.


"Nintendo tidak ingin properti intelektual (IP) kami digunakan di berbagai skenario yang menganggap kami mengambil keuntungan dan dijejali pertanyaan konten mana yang cocok untuk anak-anak," papar Iwata dikutip detikINET dari Polygon, Kamis (26/3/2015). Omongan Iwata tadi sebenarnya mengacu dari apa yang ia lihat dalam industri game mobile.


Kebanyakan pencipta game free to play dan marketplace seperti Google Play Store dan Apple App Store kerap mendapat kritik dari konsumen yang tidak menyadari jika sebenarnya mereka telah masuk ke dalam jebakan aplikasi berbayar.


Baik Apple dan Goole tahun lalu setuju untuk membayar jutaan dolar ke Federal Trade Commission lantaran komisi tersebut mendapat pengaduan dari beberapa orangtua yang mengaku anak-anaknya telah membeli item dalam game (in-app purchased) tanpa sepengetahuan mereka.


"30 tahun sudah merek Nintendo beredar, dimana kami sudah mendapat kepercayaan dari para orangtua yang merasa aman dan membiarkan anak-anaknya bermain dengan produk kami. Kami ingin menjaga kepercayaan ini dan tidak ingin merusaknya dengan cara apapun," ujar Iwata.


Kendati demikian, Iwata tidak menampik jika ke depannya Nintendo tidak menutup untuk merilis game free to play. "Kami akan melakukan berbagai pendekatan dan akan berdiskusi berulang kali dengan Mr. Moriyasu (CEO dan President DeNA) mengenai hal-hal seperti menemukan cara untuk memperbaiki hal itu atau bisa juga membuat model bisnis baru," pungkas Iwata.


(ash/ash)