Generasi Millenial Kuasai Internet Indonesia

http://us.images.detik.com/content/2015/03/26/398/193030_sammy46.jpgSemmy A. Pangerapan (alif/detikINET)


Jakarta - Siapapun memang bisa mengakses internet. Namun jika dikelompokkan lebih spesifik, generasi miilenial adalah penguasa di ranah internet Indonesia. Siapa mereka?

Dari hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama dengan Puskakom Universitas Indonesia (UI), pengguna internet di Indonesia pada tahun 2014 menembus angka 88,1 juta. Dimana dari total jumlah tersebut, 49% di antaranya dikuasai oleh generasi millenial


Generasi millenial atau dikenal dengan istilah digital natives tak lain merupakan generasi yang lahir setelah tahun 1980, dimana di masa itu internet mulai marak digunakan masyarakat secara luas. Mulai maraknya jejaring sosial dan lahirnya bulletin board.


"Dari apa yang kami teliti, kami menemukan jika pengguna internet terbanyak berada di rentan usia 18 hingga 25 tahun. Menyusul usia 26-35 tahun dengan jumlah persentase 33,8%, 36-45 tahun di 14,6%, dan paling rendah di umur 56-65 tahun dengan jumlah 0,2%," papar Ketua Umum APJII, Semuel A. Pangerapan di kantor APJII, Gedung Cyber, Jakarta, Kamis (26/3/2015).


Selain data mengenai usia, APJII pun memaparkan data mengenai apa saja yang diakses oleh netter Tanah Air. Sebagian besar pengguna internet gemar mengakses jejaring sosial dengan persentase 87,4%. Angka ini yang tertinggi jika dibandingkan dengan akses lain, seperti browsing (68,7%), pesan instan (59,9%), mencari berita terkini (59,7%), dan masih banyak lagi.


Dari semua konten tadi, ternyata pengguna internet di Indonesia lebih sering mengaksesnya melalui ponsel. "85% pengguna internet itu justru lebih gemar mengakses melalui perangkat selulernya. Menyusul 32% menggunakan laptop, 14% menggunakan PC, dan 13% mengakses melalui perangkat tablet," papar pria yang akrab disapa Sammy ini.


Dalam penelitian tentang perilaku dan pertumbuhan pengguna internet di Indonesia, APJII dan Puskakom UI melibatkan sedikitnya 7.000 responden. Harapannya, tentu agar survei ini dapat membantu berbagai pihak untuk mendapatkan petunjuk dalam upaya mengembangkan pasar berbasis internet.


(ash/ash)