Berdasarkan data yang dirilis Taxi and Limousine Commission, di kota yang dijuluki Big Apple tersebut, saat ini ada 13.587 taksi kuning terdaftar. Angka ini di bawah mobil Uber yang jumlahnya mencapai 14.088.
Data ini tentu mengejutkan warga New York, mengingat mobil Uber tidak terlihat banyak beredar di jalanan. Sangat berbeda dengan taksi kuning yang mudah ditemui di seluruh New York.
Pasalnya, mobil yang dipakai untuk layanan Uber memang sejatinya adalah mobil pribadi dengan model dan warna yang bisa berbeda-beda. Jadi saat beredar di jalan, Uber berbaur dengan transportasi lain dan terlihat seperti mobil milik si penumpang.
Namun meski taksi Uber lebih besar dari segi kuantitas, seperti dikutip dari USA Today, Senin (23/3/2015), taksi kuning tercatat lebih aktif. Rata-rata mereka mengangkut penumpang 15 kali lebih banyak dibandingkan mobil Uber setiap harinya.
"Trafik taksi kuning secara signifikan melebihi jumlah mobil Uber. Jadi jumlah kendaraan tidak merefleksikan gambaran secara lengkap," kata Meera Joshi, Chairwoman of the Taxi Commission.
Layanan pesan taksi melalui aplikasi Uber memang menuai kontroversi di sejumlah negara. Ini membuat Uber harus putar otak mempertahankan eksistensi operasionalnya, sambil tetap berupaya mendekati pemerintah setempat terkait dengan aturan transportasi.
Baru-baru ini di Barcelona, Spanyol misalnya, pemerintah setempat melarang taksi Uber mengantar penumpang. Tak habis akal, Uber pun banting setir menawarkan jasa mengantarkan makanan.
(rns/ash)