Seberapa Aman Finger Print di iPhone 5S?

Jakarta - Serangan jahat yang mengancam kerahasiaan individu dan organisasi telah berkembang sedemikian rupa, kini bentuk keamanan tradisional seperti password tidak mampu lagi memberikan perlindungan.

Para hacker dan entititas jahat lainnya dapat dengan mudah memecahkan kode keamanan dalam hitungan detik melalui program-program rumit dan hardware mutakhir, atau dengan peretasan bergaya 'brute force'.


Multi-factor authentication (MFA) merupakan sistem yang lebih agresif dalam menjaga keamanan kerahasiaan. Dalam pendekatan keamanan ini, 2 atau lebih dari 3 faktor otentikasi (pengetahuan, kepemilikan, dan turunan) diperlukan dalam membentuk sebuah identitas.


Faktor pengetahuan merujuk pada 'sesuatu yang hanya diketahui oleh pengguna', seperti password atau pola. Sementara faktor kepemilikan merujuk pada 'sesuatu yang dimiliki pengguna' seperti mobile phone atau kartu ATM. Dan terakhir, faktor turunan adalah 'sesuatu yang terdapat pada biologis pengguna', merujuk pada karakteristik biometrik seperti sidik jari.


Peluncuran iPhone 5S -- smartphone terbaru yang dikeluarkan oleh raksasa teknologi Apple -- berhasil memancing ketertarikan publik yang sangat besar, terutama akan keefektifan biometrik (faktor turunan) dalam mencegah serangan pencurian kerahasiaan.


Perangkat Apple terbaru ini memiliki pengenal sidik jari biometrik terbaru yang dikenal dengan Touch ID, yang dipasang di dalam tombol Home iPhone 5S, untuk mendeteksi dan melakukan verifikasi sidik jari pengguna melalui sentuhan kapasitif.


Fitur ini berhasil membawa proses otentikasi 2 faktor dari domain enterprise yang eksklusif, hingga para masyarakat pencinta smartphone. Banyak orang yang tertarik dengan implementasi Touch ID Apple dan beranggapan bahwa teknologi baru tersebut akan sulit untuk dikalahkan.Next


(eno/ash)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!