Sekadar menyegarkan ingatan, kedua sistem operasi garapan Apple -- baik Mac OS X maupun iOS -- nyatanya juga berawal dari script open source. Bedanya, bila Android berbasis open source Linux maka Mac OS X dan iOS berbasis open source UNIX.
Darwin, demikian nama sistem operasi berbasis FreeBSD (UNIX) yang diumumkan Apple pada tahun 2000 silam. Sistem operasi inilah yang menjadi cikal bakal kehadiran Mac OS X dan iOS yang saat ini begitu populer.
Isu ini pun coba diangkat pada salah satu sesi Internet Governance Forum (IGF) 2013 di Nusa Dua, Bali yang bertajuk FOSS (Free and Open-Source Software): Smart Choice for Developing Countries.
Menurut Sunil Abraham, Executive Director of Bangalore Based Research Organisation, The Centre for Internet and Society (CIS) sebagai salah satu panelis yang mengisi sesi itu, Apple telah membuktikan bahwa adaptasi dari sistem berbasis open source dapat berhasil. Seperti yang sukses dilakukannya lewat UNIX (FreeBSD).
"Apple juga mengandalkan sistem berbasis FOSS atau open source pada software garapannya (Mac OS X dan iOS)," ungkapnya.
Jadi, open source sejatinya memiliki potensi tinggi untuk menghadirkan software-software mumpuni. Selain itu, tambah Sunil lagi, pengembangan menggunakan open source bakal memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk melakukan kustomisasi sesuai kebutuhannya.
Ditambah lagi, software berbasis open source tak memerlukan biaya yang besar dalam pengembangannya berkat besarnya dukungan komunitas.
Selain Apple, kesuksesan open source juga telah dibuktikan Android yang dikembangkan berbasis Linux. Kini bahkan lebih dari setengah populasi smartphone dunia telah mengandalkan sistem operasi yang dikembangkan oleh Google tersebut.
(yud/ash)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!