Dalam acara IBM Enterprise 2013, raksasa bisnis teknologi korporasi global ini memaparkan, banyak uang yang sudah dihamburkan oleh perusahaan untuk biaya pengadaan IT, pengelolaannya, hingga pengadaan software untuk mengoperasikannya.
Pada 1996 saja, seluruh perusahaan global telah menghabiskan USD 100 miliar untuk belanja IT seperti membeli server baru (63%), server managemen dan biaya admin (29%), serta biaya energi dan mesin pendinginnya (8%).
Lima tahun kemudian, di 2001, angka itu meningkat jadi USD 130 miliar, dimana 43% untuk belanja server baru, 46% untuk server managemen dan biaya admin, 11% untuk biaya power & cooling. Di 2006, angka itu makin naik jadi USD 175 miliar: 33% untuk belanja server baru, 51% untuk server managemen dan biaya admin, 16% untuk biaya power & cooling.
Tujuh tahun kemudian, atau di 2013 saat ini, biayanya melonjak hampir dua kali lipat. Diperkirakan biaya TI ini akan naik jadi USD 248 miliar, dimana 20% untuk belanja server baru, 68% untuk server managemen dan biaya admin, 12% untuk biaya power & cooling.
Tak cuma investasi perangkat keras IT, dari sisi peningkatan perangkat lunak juga tumbuh tak kalah drastis. Dari tahun ke tahun tercatat ada pertumbuhan kumulatif yang sangat siginifikan untuk investasi software, baik yang diproduksi sendiri atau melalui pihak ketiga.
Di 1995, nilai kumulatif investasi software tercatat USD 1,5 triliun, dan biaya belanja software per tahun USD 380 miliar. Lima tahun kemudian, di tahun 2000, nilai kumulatif investasi software naik menjadi USD 2,6 triliun, dengan biaya belanja software per tahun USD 480 miliar. Next
(rou/fyk)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!