Android (Ist.)
China - Melalui laporan yang dirilis oleh Data Center of China Internet (DDCI) diketahui bahwa hampir 35 persen aplikasi Android di China dicurigai mencuri data penggunanya.
Lebih jauh lagi institut riset di China tersebut juga menjelaskan dari 1400 aplikasi Android yang beredar di China, 66,9 persennya memiliki potensi melakukan pencurian data pengguna.
Dikabarkan hal tersebut terjadi lantaran di negeri tirai bambu ini kebanyakan aplikasi Android bukan didownload dari layanan aplikasi resmi Play Store besutan Google, melainkan dari layanan aplikasi yang biasanya ditawarkan oleh masing-masing produsen ponsel Android.
Namun bukannya Google berdiam diri menanggapi kemungkinan tersebut, karena dikabarkan aturan di China lah yang justru cenderung menghalangi Google untuk mengambil sikap. Google dianggap memiliki kontrol berlebih terhadap industri ponsel di China melalui sistem operasi Android garapannya.
Dikutip oleh detikINET dari Techcrunch, Sabtu (16/3/2013), akibat aturan tersebut, selain akhirnya Google tidak dapat berbuat banyak, sistem operasi Android yang digunakan oleh produsen ponsel di China juga dikabarkan mengalami modifikasi berat di luar standar Google. Sampai-sampai, layanan Play Store juga dihilangkan dan digantikan oleh layanan aplikasi milik masing-masing produsen ponsel Cina.
Hal tersebut diduga terkait dengan kebijakan pemerintah China yang ingin industrinya mengembangkan sendiri sistem operasinya. Sistem operasi yang sejatinya merupakan hasil modifikasi berat sistem operasi Android populer dengan sebutan Chinadroid.
( sha / sha )
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!