Mahasiswa Largo (ash/detikINET)
Dili - Bila dibandingkan dengan kota-kota besar di Indonesia, fasilitas dan infrastruktur publik di Timor Leste bisa dibilang masih kalah jauh. Pun demikian, negara yang pernah menjadi bagian dari NKRI tersebut, sudah punya ancang-ancang untuk membuat broadband city.
Ambisi tersebut rencananya akan dimulai dari kota Dili, ibukota Timor Leste yang juga menjadi kota terbesar di tanah Lorosae.
Yang menarik di sini adalah pembesutnya bukan pemerintah Timor Leste, melainkan Telkomcel, operator seluler bagian dari Telkom International (Telin) yang juga anak usaha Telkom Group.
Dedi Suherman, CEO Telkomcel mengaku optimistis masuknya mereka di industri seluler Timor Leste mampu membangun infrastruktur telekomunikasi di negeri itu.
"Kami jamin dengan kedatangan Telkomcel akan memberikan layanan suara terbaik yang pernah ada di Timor Leste, serta SMS dan internet yang lebih cepat dari yang lainnya," ujar Dedi, saat grand launching Telkomcel.
Kedatangan Telkomcel ini juga membawa misi untuk menjadikan Dili sebagai broadband city, dimana akses internet cepat tak akan lagi menjadi barang langka dan dapat dimanfaatkan masyarakat Timor Leste yang memiliki total populasi 1,2 juta pengguna.
"Nantinya, Timor Leste tak akan ada bedanya dengan Frankfurt, New York, Singapura, Jakarta, dan kota besar lainnya di dunia. Dili akan menjadi broadband city," tegasnya.
Ambar Kuspardianto, COO Telkomcel menambahkan, pembangunan Dili untuk menjadi broadband city akan dimulai dari pembuatan titik-titik WiFi di sejumlah wilayah publik untuk tempat warga berinternet ria.
"Seperti di Timor Plaza dan Largo de Lacidere serta 4-5 titik lainnya di pusat kota untuk tahap pertama," lanjutnya.
Akses WiFi di tempat publik dan gratisan memang sangat diminati warga Timor Leste. Meski sarana publik dan infrastruktur masih belum terlalu lengkap dan mewah, namun antusiasme warga untuk memiliki gadget (ponsel dan laptop) cukup tinggi.
Hal itu disaksikan langsung detikINET saat berkunjung di tempat-tempat keramaian seperti di Largo de Lacidere dan Timor Plaza yang menjadi mal satu-satunya di Dili, bahkan di Timor Leste.
Banyak masyarakat sekitar yang menenteng gadget mulai dari smartphone, tablet PC, hingga notebook untuk berinternet ria. Biasanya tempat nongkrong mereka adalah di foodcourt Timor Plaza dan tempat WiFi publik di Largo de Lacidere yang berlokasi di tepi pantai.
Khusus di Largo de Lacidere, mereka yang datang kebanyakan para mahasiswa yang mencari akses WiFi gratisan. Adapun penggunaannya ada yang mencari bahan dan tugas kuliah hingga eksis di Facebook cs.
2 Bulan, 42 RIbu Pelanggan
Telkomcel sendiri terhitung baru dua bulan hadir di Timor Leste, yakni baru soft launching pada 17 Januari 2013. Dan dalam waktu singkat tersebut, anak usaha Telkom ini sukses menjaring sekitar 42 ribu pelanggan.
Kekuatan jaringan Telkomcel saat ini disokong oleh 63 BTS, dimana 54 BTS di antaranya sudah beroperasi yang mengcover 6 distrik di Timor Leste, yakni di Dili, Baukau, Elmera, Aieleu, Bobonaro, dan Likisa.
"Dari 6 distrik itu kita (Telkomcel-red.) Sudah mampu mengcover 70% populasi penduduk Timor Leste," kata Ambar.
Adapun untuk pembangunan jaringan di tahap kedua tengah dipersiapkan dengan menambah 48 site. Jadi nantinya Telkomcel memiliki total 118 site, dimana 3 site akan dimanfaatkan untuk backbone.
"Diharapkan pada Juli nanti, Telkomcel sudah full service dengan mengcover 95% populasi Timor Leste," imbuhnya. "Jika dibandingkan secara apple to apple dengan Timor Telecom (operator incumbent di Timor Leste-red.) pun kami yakin kualitas Telkomcel lebih bagus," Ambar menandaskan.
( ash / rou )
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!