Kondisi ini membuat Axis 'berteriak' bahkan sampai mencuatkan isu pembatalan tata ulang 3G yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kominfo. Pun demikian, Telkomsel yang akan menempati salah satu blok peninggalan Axis malah terlihat santai.
"Memang tak mudah memindahkan frekuensi semacam ini, selalu saja ada gangguan. Itu juga pernah dialami oleh Telkomsel, tapi itu kan tidak major," ujar Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga, saat ditemui di Gedung Telkomsel, Rabu (31/7/2013).
Alex juga menanggapi santai keinginan Axis yang menginginkan pembatalan tata ulang 3G tersebut, karena Telkomsel merasa Kominfo sudah memberikan jangka waktu yang cukup panjang.
Sekadar diketahui, migrasi 3G dimulai dari Axis Telekom Indonesia dengan memindahkan blok 2 dan 3 ke blok 11 dan 12. Blok 2 yang ditinggalkan akan ditempati oleh Hutchison 3 Indonesia (Tri) dan blok 3 ditempati Telkomsel.
Nah, sebanyak 1.935 BTS 3G milik Axis di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami kegagalan setelah menerima 2.500 keluhan yang masuk ke kontak layanan pelanggan.
Operator seluler ini terpaksa kembali menggunakan blok 2 dan 3 setelah sempat pindah ke blok 11 dan 12 di spektrum 2,1 GHz. Alasannya, sinyal Axis di kedua blok yang baru masih terganggu (interferensi) sinyal PCS 1900 Smart Telecom.
"Intinya kita masih menunggu Axis untuk mengosongkan blok tersebut. Setelah semuanya clear, baru segera kita pindah dan menyalakan agar segera berdampingan," tambah Alex.
Seharusnya, bila migrasi ini selesai dilakukan maka urutan baru dari 12 blok yang ada di 2,1 GHz ini menjadi Tri 1-2, Telkomsel 3-4-5, Indosat 6-7, XL 8-9-10, dan Axis 11-12.
(tyo/ash)