"Kami telah melakukan binding agreement dengan Maxis beberapa waktu lalu dan akan menuju commercial agreement tak lama lagi. Jika tak ada aral melintang, 25 Agustus mendatang Telin Malaysia akan diperkenalkan di sana dengan brand kartu AS," papar CEO Telin Malaysia Oki Wiranto di Jakarta.
Diungkapkan, dalam commercial agreement akan diatur masalah margin yang bisa diambil oleh Telin Malaysia dalam menggelar MVNO dan lainnya. "Kita punya full MVNO license di sana, tetapi sekarang belum investasi banyak seperti untuk Intelligent Network (IN), billing prepaid, VAS, atau SMS Center," terang mantan punggawa Flexi ini.
Pasalnya, lanjutnya, Maxis sebagai mitra tengah mengembangkan sistem di jaringannya dan baru selesai pada Januari 2014. "Kita harus sinkronkan semua dengan sistem yang ada di Maxis. Lebih baik menunggu hasil pengembangan sistem mereka setelah itu kita investasi," katanya.
Seperti diketahui, MVNO merupakan bentuk kerja sama penyelenggara jasa layanan telekomunikasi bergerak seluler dan terbatas dalam bentuk layanan suara dan data.
Dalam menggelar layanan, penyelenggara MVNO bekerja sama dengan operator telekomunikasi yang memiliki izin alokasi spektrum frekuensi dan lisensi jaringan akses, namun tidak memiliki sendiri izin dan jaringan tersebut.
Perbedaan antara strategi MVNO dengan co-branding adalah, jika MVNO mendapatkan kebebasan dalam menjalankan strategi pemasaran karena memiliki IN, billing prepaid, VAS (value added services), dan SMS Center sendiri. Sedangkan co-branding tergantung kepada mitra dimana semua aktifitas pemasaran harus mendapatkan persetujuan mitra.
Telkom sudah menjalankan bisnis internasional di enam negara negara yakni Timor Leste, Malaysia, Australia, Hong Kong, Myanmar, dan Singapura. Negara yang masuk dalam daftar tunggu tahun ini adalah Macau, Taiwan, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
(rou/rou)