Dorsey secara umum memang dihormati sebagai salah satu pendiri Twitter dan layanan pembayaran kartu kredit Square. Namun dia dinilai tidak cakap bekerja di Twitter. Dorsey kemudian dipecat dari posisinya sebagai CEO Twitter kala itu.
Sebagai gantinya, Evan Williams, pendiri Twitter lainnya, ditunjuk untuk menggantikan posisinya. Dorsey sendiri merasa patah hati atas keputusan ini. Twitter, seperti diketahui adalah perusahaan yang diimpikannya.
Kisah ini terungkap dari buku karya Nick Bilton, kolumnis sekaligus reporter The Times. Dalam buku bertajuk "Hatching Story: A True Story of Money, Power, Friendship, and Betrayal", Bilton menggambarkan Dorsey kala berada di Twitter adalah sosok yang bimbang dan manager yang tidak berpengalaman.
Rangkuman kisah yang dilansir Business Insider, Kamis (10/10/2013) menuliskan, dia juga digambarkan lebih tertarik mempelajari fashion design ketimbang menjalankan Twitter. Namun ketika Williams mendepaknya sebagai CEO, Dorsey merasa terluka.
Di tengah perpecahan tersebut, pria tajir yang bermimpi menjadi walikota New York ini hampir saja pindah ke kompetitor terbesar Twitter, yakni Faceboo. Kala itu, Mark Zuckerberg berusaha mendekati Twitter karena berniat membelinya.
Dorsey kemudian secara personal menginformasikan Zuckerberg bahwa dia meninggalkan Twitter. Zuckerberg yang sangat tertarik dengan bakat Dorsey, menawarinya bekerja di Facebook, namun tidak disebutkan jabatan apa yang ditawarkan.
Karena sebelumnya telah terjadi gonjang-ganjing di internal Twitter, Dorsey khawatir dia akan melakukan langkah yang salah dengan menerima pekerjaan di Facebook. Terlebih lagi, pria yang memiliki pacar supermodel tersebut khawatir di Facebook akan turun jabatan dari pekerjaan sebelumnya di Twitter.
(rns/fyk)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!