Konten Digital Nyerempet Bahaya, Siapa Tanggung Jawab?

Jakarta - Dengan banyaknya penyedia konten bacaan digital di internet, kekhawatiran akan keamanan isi konten itu sendiri menjadi perhatian khusus dalam diskusi tentang buku digital.

Misalnya saja, dengan kemudahan menerbitkan buku secara digital, bisa saja seseorang membuat buku mengenai kemunculan agama baru, bagaimana pertanggungjawaban kebenarannya?


Menanggapi pertanyaan semacam ini, Pangestu Ningsih selaku CEO Mizan Publisher mengatakan filtering konten ada pada si pembaca sendiri.


"Kembali lagi ke publik, mereka harus bisa memilah milih bacaan yang baik," ujar Pangestu dalam acara Ngopi Bareng detikINET di FCone FX Sudirman, Rabu (18/12/2013).


Menurutnya, masyarakat sudah pintar dalam memilih informasi yang diaksesnha. Lambat laun, dengan sendirinya berlaku 'seleksi alam' konten bacaan yang bagus.


"Kalau kita lihat, misalnya kan banyak berita yang nggak benar beredar. Tapi yang nggak bener itu lambat laun akan terbongkar," ujarnya.


Lebih jauh menurutnya, bagi para pembuat konten, jika sekarang ada banyak fasilitas yang mendukung untuk mempublikasikan bacaan digital, perlu disadari bagi yang menulis, kualitas bacaan pun harus diperhatikan dan terus ditingkatkan.


(rns/rou)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!