Kesan itu makin terasa melalui perbincangan antara penulis dengan para pengusaha MSP selama acara. Secara umum mereka berada pada posisi di antara himpitan persaingan yang makin keras, tuntutan pelanggan yang makin tinggi, dan investasi yang belum impas (balik modal).
Mereka pun memiliki satu keinginan sama yakni 'menyenangkan' dan melayani pelanggan sekaligus melindungi investasi yang sudah mereka tanamkan dan tengah berjalan. Oleh karena itu, MSP ingin mendapatkan ide bagaimana agar dapat tumbuh dan berkembang dengan tetap menguntungkan sekaligus.
Saat ini, MSP cenderung mengambil area tertentu untuk bisnisnya lebih lagi hanya spesifik di area yakni IT, seperti Helpdesk (Call Center), PC dan printer serta break-fix. Sayangnya, spesialisasi itu kini kian banyak dapat dimiliki oleh MSP lain, terlebih lagi komoditi yang di-managed service-kan -- seperti PC, printer, dll -- harganya kian murah. Walhasil barrier to entry area ini hampir nyaris tak ada.
MSP dan Transformasi
MSP saat ini dituntut untuk mengubah pola dari penjualan infrastruktur IT bersifat komoditi dan basic managed IT untuk menjadi lebih berani menjelajah area yang memiliki nilai bisnis yang lebih tinggi, bukan sekadar supporting system. Area di mana bisnis inovasi para pelanggan kerap dilakukan di luar IT -- seperti marketing, pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, dan lain-lain -- yang memiliki nilai tambah tinggi ke bisnis sebuah perusahaan.
Untuk itu, MSP berusaha melebarkan layanannya di area aktifitas bisnis perusahaan. Sebagaimana kita ketahui bersama, aktifitas dalam bisnis terbagi menjadi dua; horisontal dan vertikal. Horisontal adalah aktifitas terkait fungsi umum dan relatif sama untuk seluruh perusahaan, seperti perekrutan, payroll, dan lain sebagainya. Next
(ash/ash)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!