Penelitian tersebut bukan diselenggarakan oleh lembaga riset khusus, melainkan oleh sekolah anak-anak bernama Hjallerup School yang berada di Denmark. Ide awal melakukan riset itu berawal dari anak-anak yang sulit berkonsentrasi.
Anak-anak tersebut belakangan diketahui kerap tidur berdekatan dengan ponsel mereka, sinyal Wifi pun tetap aktif meski mereka sudah terlelap.
Percobaan dilakukan dengan cara sederhana, yakni menempatkan benih tanaman dekat router pemancar WiFi. Sedangkan benih lainnya ditanam pada ruangan yang jauh dari sinyal tersebut.
Selama 12 hari ditanam, biji-bijian yang diletakan berdekatan dengan router tidak bisa tumbuh, bahkan mereka mati tanpa sempat berkembang. Lain halnya dengan biji yang ditanam di ruangan tanpa sinyal WiFi, mereka tumbuh subur dalam rentang waktu yang sama.
Namun tak semua setuju dengan hasil riset tersebut. Ada yang menyebutkan bahwa matinya biji-biji itu dikarenakan suhu panas yang berada di sekitar router, ada lagi yang bilang bahwa ruangan yang tercakup sinyal WiFi itu lebih lembab.
"Hasil tes soal dampak negatif dari sinyal WiFi dan ponsel hingga kini masih terus memicu perdebatan di Denmark," kata Kim Horsevad, Guru Biologi di Hjallerup School seperti dikutip detikINET dari Telegraph, Rabu (18/12/2013).
(eno/ash)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!