Presiden Direktur Multipolar Technology, Harijono Suwarno menjelaskan, belanja teknologi di kalangan korporasi saat ini sudah mulai melibatkan business user seperti CEO, CFO dan CMO.
"Hal ini dilakukan guna peningkatan operasional bisnis melalui pemanfaatan teknologi informasi. Jadi sekarang, tren belanja teknologi informasi mulai melebar dari IT user ke business user," ujarnya di Jakarta, Kamis (6/3/2014).
Tren yang mulai bergeser belakangan ini juga menjadi tantangan baru bagi Multipolar untuk terus melakukan riset dan pengembangan solusi-solusi teknologi yang bakal menjadi tren.
Misalnya saja tren tentang solusi business intelligence VisionAnalytics, solusi customer relationship management (CRM), Business Process Management (BPM), IT Security, Server Consolidation, dan solusi excel reporting GL Wand yang diminati di level business user seperti CEO, CFO, bahkan CMO.
Multipolar melalui anak usahanya, Visionet Internasional (VisioNet), juga tengah bertransformasi dari penyedia layanan IT Outsourcing menjadi penyedia
layanan Business Process Outsourcing (BPO).
Tren belanja TI tahun ini juga akan didorong oleh adopsi layanan komputasi awan. Lembaga riset IDC memprediksi lebih dari 55% perusahaan di Indonesia mengadopsi teknologi public cloud berupa infrastructure as a service (IaaS) hingga 2015.
Bisnis cloud di Indonesia sendiri diprediksi akan mencapai USD 168,58 juta, didorong berkembangnya perusahaan e-commerce, online gaming, dan sejenisnya yang membutuhkan server sendiri.
Sementara layanan platform as a service (PaaS) akan mencapai 13% dan software as a service (SaaS) mencapai 19%. Pertumbuhan adopsi SaaS didorong kebutuhan software akuntansi.
IDC juga memprediksikan pada 2020, bisnis big data secara global akan mencapai USD 34 miliar, dengan rata-rata pertumbuhan per tahun mencapai 27%,. (rou/eno)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!