Belajar dari Kamera film yang Pas-pasan

Jakarta - Sedikit mengenang jaman dulu, saat mengunakan kamera film, pendekatan saya agak berbeda dengan mengunakan kamera digital.

Saat memotret dengan kamera film saya jauh lebih hati-hati, karena biaya yang dikeluarkan tergantung dari berapa kali saya menjepret. Film tidak murah dan juga isinya tidak banyak.


Sekeping memori card berkapasitas 8 GB bisa menampung ratusan foto JPG. Sedangkan satu rol film hanya bisa digunakan untuk 24 atau 36 exposure/jepretan.


Di zaman film juga tidak ada menu atau tombol macam-macam. Hanya beberapa hal yang perlu diganti-ganti, yaitu shutter speed dan bukaan/diafragma lensa. ASA/ISO tidak bisa diganti kecuali ganti film-nya. Yang perlu diubah lainnya yaitu fokus, yang diganti dengan memutar ring fokus lensa secara manual.


Jadi memotret dengan kamera film lebih sederhana, tapi kita perlu lebih teliti dan berhati-hati. Saat mengunakan film ASA rendah, hampir setiap saat saya mengunakan tripod untuk mendapatkan hasil ketajaman maksimal.


Di era digital, kita terbuai dengan rentang ISO yang sangat lebar dari kamera sehingga sering memotret dengan ISO tinggi. Memotret dengan ISO tinggi memang praktis karena shutter speed yang didapatkan akan cukup cepat sehingga tetap tajam meski kamera tidak dipasang di tripod.




ISO 100, f/8, 0.5 detik dengan tripodNext


(ash/ash)