Ini adalah pertama kalinya Apple menyimpan data user di daratan China. Padahal perusahaan teknologi lain seperti Google tidak mau melakukannya terkait masalah penyensoran dan privasi. Tapi Apple rupanya punya alasan tersendiri.
Perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs ini menyatakan keberadaan server di China akan meningkatkan kecepatan dan kestabilan layanan penyimpanan data iCloud. Mendekatkan data center sedekat mungkin dengan konsumen akan menghasilkan layanan yang lebih ngebut.
"Kami menambahkan China Telecom dalam daftar penyedia data center untuk meningkatkan bandwidth dan performa untuk konsumen kami di daratan China," demikian pernyataan Apple yang dikutip detikINET dari Reuters, Sabtu (16/8/2014).
Apple menegaskan bahwa data user tetap aman dan tidak bisa diakses oleh siapapun, termasuk China Telecom. "Seluruh data yang tersimpan dienskripsi. China Telecom tidak punya akses terhadap kontennya," tegas Apple.
Apple mengklaim bahwa mereka sekalipun tidak bisa mengakses data di beberapa layanan, seperti di iMessage. Tapi beberapa analis skeptis Apple tetap bisa melindungi data user jika pemerintah China ingin mengaksesnya.
"Jika mereka ingin mengoperasikan bisnis di sana, mereka harus memenuhi permintaan dari otoritas. Tapi di sisi lain jika mereka tidak menyimpan data user China di server China, mereka bisa kena cekal," ujar Jeremy Goldkron, analis di biro riset Danwei.
(fyk/fyk)