Dengan merilis beberapa teaser yang didukung oleh berbagai pemberitaan di sejumlah media, keduanya bisa dikatakan sukses dalam menarik minat gamer. Dalam sekejap, The Order: 1886 jadi game third person shooter yang paling dinanti. Keran pre order mengalir deras, namun sayang, rencana tak selalu mulus kenyataan.
Detik-detik menjelang perilisan, sang developer -- Ready At Dawn -- justru harus menghadapi terpaan kritik pedas dari gamer lantaran dikatakan bahwa game ini hanya punya durasi permainan yang sangat singkat, 5 jam saja. Belum lagi banderol harga yang tidak murah, sampai Rp 600 ribuan.
Hal ini jelas menimbulkan tanda tanya, pantaskah gamer mengeluarkan kocek cukup dalam untuk memainkan game dengan durasi permainan sekejap? Tak hanya urusan durasi yang dirumorkan, tampilan grafis juga jadi sasaran isu. Ada yang bilang jika The Order: 1886 mengalami penurunan grafis.
Berbagai rumor dan kritik pedas yang datang bertubi-tubi itu sempat membuat bos Ready at Dawn Andrea Pessino frustasi hingga mencurahkan isi hatinya melalui Twitter. "Catatan: Saya tidak akan berkomentar bagi pada jebakan klik (clickbait) rumor mengenai durasi game, 'downgrade' grafis, kebodohan, dan omong kosong. Tak perlu sungkan bertanya," kicau Pessino beberapa waktu lalu.
Penasaran dengan hype dan berbagai rumor mengenai The Order: 1886, detikINET lantas mencoba untuk memainkannya. Ini hasilnya: