Blusukan Ke Kampus Demi 'Jualan' Big Data

Jakarta - Big Data tengah menjadi fenomena yang diperbincangkan di industri Teknologi Informasi (TI). Fenomena Big Data terjadi secara alami akibat perkembangan volume data yang sangat besar.

Menurut data dari lembaga riset IDC,lLonjakan trafik data tahun 2012 mencapai 2,8 zettabytes atau setara 2,8 triliun gigabyte. Sementara pada tahun 2020, jumlah data yang disimpan diperkirakan akan berjumlah 50 kali lebih besar jika dibandingkan pada tahun 2012.


Selain menjadi sebuah tantangan, Big Data turut melahirkan banyak peluang. Lembaga riset Gartner mengatakan pertumbuhan pasar teknologi Big Data akan mendorong pertumbuhan pasar kerja.


Gartner memperkirakan, pada 2015 akan muncul sekitar 4,4 juta lapangan kerja IT baru untuk mendukung operasi teknologi Big Data. Lebih dari itu, Gartner menegaskan, satu lapangan kerja IT untuk Big Data akan menciptakan pula tiga lapangan kerja non-IT untuk mendukung operasi teknologi Big Data.


Sayangnya kondisi tersebut kurang disadari para akademisi di Indonesia. Seperti dicontohkan Ajit Nait, Managing Director EMC Indonesia, saat pihaknya menawarkan EMC Academic Alliance ke sejumlah universitas di Indonesia. "Banyak yang kurang antusias. Saat ini baru Telkom University di Bandung saja yang mau," kata Ajit.


EMC Academic Alliance sendiri merupakan program untuk mempersiapkan mahasiswa yang akan masuk ke industri IT dengan pemahaman seputar dunia cloud. Dalam menjalankan program ini, EMC mengandeng pihak perguruan tinggi di seluruh dunia.


"EMC akan menyiapkan sebuah open-curriculum. Kami tidak mengajarkan tentang EMC, tapi fokus pada teknologi cloud, virualisasi, analisis big data dan informasi seputar storage dan managemennya," jelas Ajit.Next


(ash/ash)