Indonesia Topang 10 Pemasukan Terbesar Ericsson




Hans Vestberg (rou/detikINET)


Jakarta - Dari 180 negara di dunia yang masuk dalam daftar ekspansi bisnis infrastruktur jaringan Ericsson, Indonesia diakui sebagai satu dari 10 negara penyumbang kontribusi terbesar untuk perusahaan asal Stockholm, Swedia, tersebut.

"Itu sebabnya saya datang kembali, Indonesia teramat sangat penting bagi Ericsson," kata Presiden & CEO Ericsson Hans Vestberg dalam pertemuan terbatas dengan sejumlah media di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (21/3/2013).


Sebelum bertemu dengan para awak media lokal, pria kelahiran Swedia 23 Juni 1965 silam ini sempat mengunjungi para kliennya terlebih dulu. Sejauh ini operator seluler yang menggunakan infrastruktur Ericsson adalah Telkomsel, Indosat, XL Axiata, dan Axis Telekomunikasi Indonesia.


Namun sayangnya ia tak berkenan untuk berbagi cerita soal kerjasama bisnis terbaru yang ditawarkannya kepada para operator tersebut. Pun demikian dengan nilai proyek yang berhasil diamankan oleh vendor jaringan yang telah 101 tahun berbisnis telekomunikasi di Indonesia.


Dalam pertemuan dengan media, Vestberg hanya mengungkapkan misinya untuk terus menawarkan inovasi terbaru, khususnya di sektor telekomunikasi bergerak, yang bisa diadopsi untuk pasar telekomunikasi di Indonesia.


"Dalam beberapa tahun lagi di 2018, akan ada 9 miliar pengguna seluler dengan akses tiga kali lipat ke internet. Bisa dibayangkan, betapa sibuknya infrastruktur jaringan operator melayani akses data yang terus menerus," kata dia.


"Semua orang akan terhubung ke internet, mendengarkan musik lewat Spotify, mengakses data mereka lewat cloud, edukasi, basic health care, dan lainnya. Industri telah bertransformasi dan semua informasi menjadi digital. Semua kebiasaan akan berubah, mungkin 10-15 tahun lagi dari sekarang, tak ada lagi yang baca buku cetak, semua bisa diakses lewat mobile."


"Belum lagi nanti pembayarannya menggunakan mobile money, dan operator mencari pelanggan baru lewat machine-to-machine alias M2M, di sini diperlukan infrastruktur yang handal, yang mampu memperluas coverage tanpa membebankan power yang berlebihan dengan biaya yang efektif. Inovasi-inovasi ini yang sedang kami kembangkan. Itu yang membuat kami tetap bertahan sebagai penyedia infrastruktur nomor satu di dunia hingga saat ini," papar Vestberg panjang lebar.


Berbicara soal pasar Indonesia sendiri, Vestberg yang tak mau mengungkap detail tentang pendapatannya hanya memberikan petunjuk bahwa Indonesia merupakan negara top 10 penyumbang terbesar, namun belum masuk Top 5. Namun dengan segala inovasi yang dibawa Ericsson, Vestberg optimistis, pendapatan Ericsson di Indonesia akan terus bertambah seiring berkembangnya tren teknologi telekomunikasi.


"Di Indonesia dan di dunia, kami masih nomor satu. Meskipun yang nomor dua dan tiga digabung sekalipun, kami tetap lebih unggul dan nomor satu untuk penyediaan infrastruktur, solusi IT, OSS/BSS, dan lainnya, market share kami masih 50% lebih. Jaringan kami juga telah melayani lebih dari 2 miliar pelanggan atau 40% trafik mobile di dunia," pungkasnya.


( rou / ash )


Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!