Twitter, Cermin Dunia Nyata atau Penggiring Opini?




Ilustrasi (Ist.)


Jakarta - Dunia nyata dan maya sering kali mengalami irisan, yang dapat saja merupakan tumpang tindih dari berbagai kepentingan. Penetrasi gadget berkoneksi internet telah menyebabkan media sosial (medsos) semakin mendalam ke setiap lapisan warga NKRI tercinta ini.

Twitter sebagai salah satu medsos yang paling portabel, cepat, dan efisien, sudah menjadi tools untuk menggiring opini publik. Bagaimanakah user Twitterland bekerja dalam menggiring opini? Dan apakah itu efektif?


Opini di Twittter vs Dunia Nyata


Riset terbaru Pew Internet Research mengatakan bahwa opini di Twitter berbeda dengan opini di dunia nyata. Di kajian tersebut, terlihat bahwa pada pemilu presiden Amerika Serikat tahun 2012 lalu, ternyata kedua kandidat, yaitu Barrack Obama dan Mitt Romney, menerima opini negatif yang jauh lebih masif daripada polling dan sentimen publik di dunia nyata.


Bagaimana di Indonesia? Mungkin memang betul, opini di Twitter tidak sama dengan opini di dunia nyata. Tapi di Twitter banyak user yang terdiri dari jurnalis, pemegang kepentingan media massa, politisi, anggota DPR, aktivis, yang tweetnya sering dikuti di media massa. Maka secara tak langsung Twit mereka di Twitter bisa mempengaruhi opini di dunia nyata.


Yang paling menarik dari semuanya, adalah keberadaan akun anonim. Mereka berupaya menggiring opini publik dengan aura misterius yang muncul dari anonimitas.


Twitter Sebagai Penggiring Opini


Bagaimana di Indonesia? Negara kita menduduki peringkat ke-5 sebagai user Twitter terbesar di dunia, yakni 19,5 juta, demikian yang dilansir PC Mag pada Februari 2012 silam. User Twitter Indonesia juga sering membuat Trending Topic Twitter. Ini menandakan bahwa user Twitter kita tak bisa dianggap enteng.


Betul, opini yang beredar di Twitter tidak bisa menjadi aucan opini publik dunia nyata. Namun, tak bisa dibantah bahwa user Twitter Indonesia terdiri dari kalangan yang mampu menggiring opini publik.


Di Twitter, terdapat jurnalis, aktivis, pengamat politik. politisi, pejabat, sejumlah kalangan yang mampu mengubah kebijakan, serta banyak pebisnis. Semua cukup vokal dalam merespon suatu isu.


Sebut saja bagaimana marahnya publik Twitter ketika calon Hakim Agung Daming Sanusi berkomentar miring mengenai korban perkosaan. Daming kontan menerima kritikan, cercaan, makian di ranah Twitter.


Opini ini mengemuka hingga dikutip media massa, dan dibaca masyarakat luas, termasuk para pengambil kebijakan. Alhasil, Daming gagal menjadi Hakim Agung, bahkan mendapat teguran keras.


Kasus Daming hanya satu di antara banyak contoh kasus lain yang secara tidak langsung mendapat efek dari opini di ranah Twitter. Beberapa media massa juga sering mengutip postingan tweet dari para public figure, dijadikan berita, dan dibaca masyarakat luas.


Seperti kita tahu, banyak jurnalis dan pemangku kepentingan media massa yang juga cukup aktif di Twitter. Mereka ikut memantau tweet pada public figure, mulai dari artis, politisi, pejabat, dan sejenisnya.


Bahkan akun anonim yang tidak jelas identitasnya, selama memiliki tweet yang kontroversial, dan menyangkut isu heboh, ikut dikutip media massa.


Jadi, apakah Twitter mampu mencerminkan opini di dunia nyata? Barangkali memang tidak. Namun justru Twitter dapat menjadi penggiring opini dunia nyata, secara tidak langsung.


Pada akhirnya, Twitter sudah menjadi Hiper-realitas itu sendiri, dimana apa yang nyata dan maya sudah menjadi sukar dibedakan.


Mengapa demikian? Sebab dialektika intens antara kedua dunia tersebut sangatlah berpengaruh bagi penggiringan opini melalui Twitter itu sendiri. Akan lebih baik apabila Twitter digunakan sebagai penggiring opini ke arah yang positif, daripada yang negatif. Let’s think before posting!









Arli Aditya Parikesit Tentang Penulis: Dr.rer.nat Arli Aditya Parikesit adalah alumni program Phd Bioinformatika dari Universitas Leipzig, Jerman; Peneliti di Departemen Kimia UI; Managing Editor Netsains.com; dan mantan Koordinator Media/Publikasi PCI NU Jerman. Ia bisa dihubungi melalui akun @arli_par di twitter, https://www.facebook.com/arli.parikesit di facebook, dan www.gplus.to/arli di google+.



( ash / ash )

Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!