Tri Ngebet Geber LTE

Jakarta - Seperti operator besar lainnya, operator Tri -- PT. Hutchinson 3 Indonesia -- pun sudah tak sabar untuk menggelar layanan 4G Long Term Evolution (LTE). Namun apa daya, pemerintah sampai sekarang masih belum memukul gong LTE.

"Infrastruktur dan teknologi yang kami miliki semuanya telah berstandar dan siap mengaplikasi teknologi LTE (Long Term Evolution – 3GPP 4G), namun untuk menerapkan LTE ada dua elemen krusial yang kami butuhkan: kesiapan perangkat dan spektrum," tutur Presiden Direktur Tri Manjot Mann, dalam keterangannya, Minggu (1/12/2013).


Tri mengaku telah siap untuk berinvestasi dalam hal pengadaan perangkat LTE. Tetapi sekarang, mereka masih menunggu langkah pemerintah untuk menentukan realokasi spektrum yang akan dipergunakan oleh Indonesia untuk teknologi LTE.


"Seperti layaknya yang sudah diaplikasi global market, Tri berharap LTE dapat diaplikasikan di spektrum 1800. Harapan kami tentunya pemerintah mampu bijak dalam menetapkan alokasi jatah spektrum yang sesuai porsi bagi seluruh provider telekomunikasi,” tambah Manjot.


Pernyataan ini juga diamini oleh Erick Thohir, Wakil Presiden Komisaris Tri Indonesia. Seperti diketahui, pada awal tahun ini, sebuah konsorsium yang dikepalai oleh Garibaldi Thohir mengakuisisi 35% saham dari Hutchinson 3 Indonesia.


Menurut Erick, Indonesia adalah sebuah pasar yang sedang berkembang dengan potensi sangat besar terutama di segmen anak muda, dan dengan pertumbuhan signifikan akan kebutuhan data untuk sosial media, internet serta video membuat Indonesia sebagai pasar potensial bagi industri telekomunikasi.


"Saya percaya, Tri dan saya berbagi visi jangka panjang yang sama untuk Indonesia dalam hal industri telekomunikasi. Kita meyakini bahwa pasar Indonesia masih bisa menampung satu lagi pemain utama untuk menyediakan jasa telekomunikasi di pasar yang sangat besar ini, dan dari kacamata saya, hingga saat ini para jajaran direksi Tri telah menunjukkan performa yang luar biasa dalam mencapai targetnya," umbar lanjutnya.


"Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, Tri sudah lebih dari siap untuk mengimplementasikan teknologi LTE, tetapi kami membutuhkan spektrum. Tentunya kami tidak memiliki niat apapun untuk mendesak pemerintah, kami hanya berharap bahwa pemerintah bisa bijak dengan memberikan kesempatan yang adil bagi semua provider dengan menyeimbangkan ulang dan revisi alokasi spektrum sehingga setiap provider bisa memberikan layanannya secara optimal bagi para konsumen," tutup Erick.


Jaringan Tri sendiri saat ini diperkuat dengan 30.000 BTS, dimana 14.000 di antaranya adalah node B (3G) yang 70% di antaranya memiliki kapasitas jaringan hingga 42 Mbps dan sisanya BTS 2G. Adapun cakupan Tri sudah lebih dari 85% total populasi di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Bali.


(ash/ash)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!