Alex J. Sinaga (dok. telkomsel)
Seperti diketahui, frekuensi yang semula digunakan Flexi di spektrum 800 MHz nantinya akan dikembalikan oleh Telkom ke Kementerian Kominfo, untuk kemudian dikembalikan lagi dalam bentuk alokasi tambahan pita untuk E-GSM di 900 MHz.
Nah, seperti diakui Direktur Utama Telkomsel Alex Janangkih Sinaga, spektrum U900 itu nantinya tak cuma bisa dipakai untuk 3G, namun juga bisa 4G berbasis LTE menggunakan teknologi netral. Itu artinya, Telkomsel merasa tak perlu lagi buru-buru minta refarming di 1.800 MHz.
"Di 1.800 MHz itu ada 180 juta pengguna layanan 2G dimana 90 juta di antaranya pakai Telkomsel. Sisanya tersebar di operator lain. Kalau kita buru-buru re-arrange, apa berani kalau nantinya di-class action? Kalau berani degradasi layanan, ya silakan," kata Alex saat berbincang dengan detikINET di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Kominfo telah memanggil seluruh operator seluler yang beroperasi di spektrum 1.800 MHz seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata (dan Axis Telekom Indonesia), serta Hutchison Tri Indonesia.
Menurut Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos Informatika Kementerian Kominfo Muhammad Budi Setiawan, semua operator sepakat, frekuensi ini harus ditata ulang terlebih dulu sebelum nantinya dialokasikan untuk 4G LTE menggunakan teknologi netral.
"Setelah 800 MHz kelar akan disambut dengan penataan 1.800 MHz untuk kelanjutan 4G LTE. Di 1.800 MHz ekosistemnya lebih luas. Kami sudah panggil seluruh penyelenggara. Semua sepakat ditata dulu. Tapi yang ingin cepat-cepat ya XL dan Tri. Sementara Indosat dan Telkomsel tak mau buru-buru," katanya.
Tri ingin buru-buru 4G LTE, karena menurut Dirjen, dua blok frekuensinya 10 MHz ada di paling kanan, sehingga tak banyak terpengaruh dengan penataan ulang frekuensi. Sementara XL juga bisa lebih cepat gelar LTE setelah frekuensi yang sebelumnya ditempati Axis jadi milik XL setelah digeser nanti.
Dirjen menegaskan, untuk penataan di 1.800 MHz ini harus ada kata sepakat terlebih dulu dari seluruh operator yang ada. Selain itu, operator juga diminta dengan tegas untuk memperhatikan nasib dari pelanggan 2G yang masih mengandalkan frekuensi tersebut.
"Semua operator seluler yang ada di situ harus sepakat dulu dan mereka diminta untuk bikin common proposal. Lebih cepat lebih baik. Mereka harus duduk bersama. Harus perhatikan nasib pelanggan 2G existing, apalagi Telkomsel yang pelanggannya paling banyak, pokoknya tak boleh ada penurunan kualitas," pungkasnya. (rou/ash)