Temuan itu diungkap perusahaan sekuriti Rusia, Kaspersky Lab. Mereka menemukan komputer personal di 30 negara terinfeksi oleh satu atau lebih software mata-mata itu. Infeksi terbanyak terjadi di Rusia, Pakistan, Afghanistan, China, Mali, Suriah, Yaman dan Aljazair.
Target termasuk institusi pemerintah dan militer, bank, perusahaan energi, periset nuklir, perusahaan telekomunikasi, bank, media dan aktivis agama. Sebenarnya Kaspersky tidak mengungkap terang-terangan siapa negara pelakunya, tapi semua pertanda mengarah ke AS.
Sumber Reuters yang juga mantan pegawai NSA membenarkan analisis Kaspersky itu. Terungkapnya kegiatan mata-mata ini dinilai berpotensi membuat AS kembali dikiritik. Mereka sebelumnya sudah tersangkut kasus mata-mata yang diungkap oleh mantan pegawai NSA, Edward Snowden.
Menurut Kaspersky, teknik yang dilakukan adalah terobosan teknologi dengan menyembunyikan software jahat di firmware hardisk. "Hardware bisa menginfeksi komputer berkali-kali," kata Costin Raiu, periset Kaspersky yang dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (18/2/2015).
Pembuatnya bisa mengambil alih kendali ribuan komputer untuk mencuri dokumen dan aktivitas mata-mata lainnya. Tapi yang disasar menurut Kasperky hanya komputer tertentu yang dipandang penting.
Spyware itu rupanya bisa bekerja di hampir semua hardisk yang beredar di pasaran. Termasuk produksi Western Digital Corp, Seagate Technology Plc, Toshiba Corp, IBM, Micron Technology Inc dan Samsung Electronics Co Ltd.Next
(fyk/ash)