Raul Renanda, Memboyong Panggung Kota ke Balik Lensa

Jakarta - Berkaos oblong dengan celana jeans. Berambut gondrong dengan postur tubuh yang atletis. Bicaranya bersemangat, ceplas-ceplos dan sulit bagi lawan bicaranya untuk bisa mengantuk. Dan beberapa kali tangannya tidak lepas dari Leica M6, kamera film yang masih pada kisaran Rp 15 jutaan.

"Kalau film saya menggunakan ini. Untuk digital banyak menggunakan Leica M9," kata Raul dalam sebuah sesi diskusi Urbanography, di BSD Square, Tangerang, beberapa waktu lalu.


Dengan ditemani lensa fix 28mm, Raul menjelajah sejumlah kota dan merekamnya dengan apik seperti Sydney, Venesia, Paris dan Barcelona. Cerita, warna dan cityscape dibingkai dalam komposisi yang konsisten tetapi tetap penuh kejutan. Spot yang biasa terasa baru dan energik dengan sentuhan ala arsitek, profesi sehari-hari Raul.


"Saya berusaha menghadirkan panggung. Lingkungan, orang dan aktivitas adalah aktor-aktor yang menghidupkan cerita," imbuh Raul yang juga mengkoleksi kamera medium format Hasselblad.


Beruntunglah ia karena mendapatkan momen 'di atas panggung' tersebut tidak begitu lama, tak seperti fotografer streetphotography yang lain. Intuisi dan insting fotografi membimbingnya mendapatkan peristiwa yang enak dalam hitungan menit sejak mendapat spot menarik.


"Saya bukan fotografer yang menunggu-nunggu lama mendapatkan momen. Paling 2 hingga 3 menit dalam setiap spot yang sudah ada. Seperti saat di depan sebuah toko permen yang ramai sekali anak-anak, saya sudah feeling mereka akan keluar dengan wajah senang. Saya nunggu satu menitan, lensa disetel di diafragma 8 dan langsung jepret begitu mereka keluar," ucapnya menunjuk foto keceriaan anak-anak keluar toko permen pada komposisi yang nyaman.


Next


(ash/ash)