Bagaimana tidak? Contohnya saja Fumiya, pria berusia 26 tahun yang berprofesi sebagai satpam. Menurut pengakuannya, Fumiya memiliki penghasilan tinggi untuk ukuran orang Indonesia, yakni di kisaran 230 ribu yen per bulan atau sekitar Rp 24 juta.
Dikutip detikINET dari Disposable Workers, Selasa (24/3/2015), gaji itu rupanya tergolong kecil di Jepang. Apalagi di ibukota Tokyo yang biaya hidupnya gila-gilaan. Maka Fumiya saat ini memilih tinggal saja di warnet dengan biaya sekitar USD 750 per bulan.
Di warnet, dia bisa berselancar internet atau main game sepuasnya. Ia juga tak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan seperti listrik, air atau kebersihan.
Tinggal di warnet baginya merupakan pilihan realistis. Soalnya kata dia, untuk menyewa sebuah apartemen lumayan bagus di Tokyo, ia butuh biaya sampai USD 13 ribu di muka untuk biaya sewa, deposit dan sebagainya.
Terlebih lagi, pekerjaanya sebagai satpam masih rentan karena dia bukan pegawai tetap. Maka, ia ingin mencari pekerjaan yang lebih baik dengan misi tidak lagi tinggal di warnet.
Menurut survei Kementerian Kesehatan, Buruh dan Kesejahteraan Jepang, sekitar 5.400 orang Jepang tinggal di warnet pada tahun 2007. Sekitar separuhnya adalah pengangguran, sisanya berpendapatan pas-pasan.Next
(fyk/ash)