Sebut saja namanya Andi. Dulu, dia kuliah di kota pelajar Yogyakarta. Saat kuliahnya hampir selesai, dia bekerja part time di sebuah warnet di bilangan jalan Gejayan. Waktu itu sekitar tahun 2008, warnet masih menjamur di kota Yogya.
"Beberapa orang memang suka nginep, semalaman cuma ngakses internet ya mereka kayak kutu warnet gitulah. Kalau sudah dini hari baru tidur," kata Andi yang sekarang bekerja sebagai pegawai swasta itu.
Ya, Andi mengidentifikasi beberapa orang yang senang tinggal lama-lama di warnet meski tidak sampai hitungan bulan seperti di Jepang. Apakah mereka tinggal karena tidak punya rumah atau memang karena hobi berlama-lama akses internet, Andi tidak menanyakannya.
Sudah tentu biaya yang mereka habiskan tidak sedikit. Biasanya mereka mampu membayar penuh. Tapi pernah suatu hari ada yang tidak mampu bayar.
"Jumlahnya lumayan. Maka dia nitipin pemutar MP3 ke saya buat jaminan. Karena kasihan ya saya biarkan," papar Andi.
Tapi orang itu tak pernah kembali lagi. Jadi Andi mendapatkan pemutar MP3 meski kondisinya sudah usang dan harus membayar tagihan warnet tamu tersebut.Next
(fyk/ash)