Dikatakan Director Marketing & Sales Telkomsigma Otto B Hantoro, hal yang membuat BYOD bisa berkembang adalah matangnya ekosistem digital di satu negara.
"Digital ekosistem ini kian berkembang cirinya selalu meminta lebih dengan bayaran secukupnya. Ciri lainnya adalah kolaborasi berinovasi di antara pelaku usaha untuk mendorong cloud computing," ujar Otto di seminar 'Ready or Not, BYOD is Here' di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Kamis (16/5/2013).
Ditambahkannya, saat ini terdapat beberapa model dari BYOD yang bisa diadopsi di Indonesia.
"Pertama model membatasi perangkat yang digunakan karyawan dengan merujuk pada merek tertentu, membatasi dengan merujuk pada spesifikasi teknis tertentu, membatasi perangkat pada software tertentu, atau tidak ada pembatasan sama sekali," sebut Otto.
Laporan Gartner menyebutkan, 80% perusahaan akan mendukung karyawan untuk menggunakan tablet PC di 2013, dan kalangan enterprise akan menawarkan dukungan fasilitas email dan kalender perusahaan sampai ke level perangkat. Angka ini diperkirakan bakal mencapai 90% di tahun 2014 mendatang.
Sedangkan, survei Cisco Visual Networking Index Forecast menunjukkan akan ada 439 juta perangkat mobile terhubung dengan jaringan internet di tahun 2016 mendatang.
Prospek BYOD di Mata Operator
Sementara itu, Chief Digital Services Officer XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, manfaat BYOD dapat menciptakan peluang tenaga kerja yang lebih mobile.
Untuk itu, tambah Dian, dalam menghadapi trend BYOD operator harus menyesuaikan antara kendala yang dihadapai dalam implementasi BYOD dengan terget layanan yang ditetapkan perusahaan.
"Operator juga harus mempertimbangkan rekanan BYOD teknologi mitra untuk menyediakan solusi layanan," imbuhnya.
Sebagai operator seluler, XL menyadari bahwa potensi bisnis akan terus meningkat sejalan dengan tren BYOD dengan solusi cloud untuk menyederhanakan penggelaran layanan.
Dian mengatakan, XL siap menggarap BYOD di Indonesia seiring kian maraknya pekerja profesional membawa perangkat mereka sendiri untuk bekerja dan mengakses aplikasi kantor.
"Kita mulai memperkenalkan XL BYOD. Kami sadar BYOD tak bisa ditahan lagi seiring meningkatnya pengguna perangkat bergerak di Indonesia. XL BYOD bisa meningkatkan produktivitas kerja dan menghadirkan efisiensi biaya bagi korporasi," ungkap Dian.
Untuk memuluskan langkah ini, XL menggandeng PT Radinka Anugra untuk aplikasi. "Kami nantinya akan mengintegrasikan dengan sistem korporasi yang mengadopsi BYOD. Ini untuk memberikan jaminan security bagi korporasi," tandasnya.
(tyo/ash)