Dalam wawancaranya dengan The Verge, Belanger pun membagi sedikit pengalamannya selama bekerja untuk Apple.
Seperti diketahui, iklan Apple selalu menampilkan kesederhanaan dan kesan elegan, sesuai produknya. Nah, untuk menghasilkan karya tersebut, Belanger mengaku harus melakukan setup pencaahayaan yang tidak bisa dibilang sederhana.
Ini dikarenakan Apple memiliki material yang terpilih, maka ia harus menyetting cahaya yang bisa menonjolkan material tersebut secara akurat. "Saya memilih sebuah area untuk memulainya, lantas berpikir bagaimana material tersebut harus dideskripsikan.
"Saat sudah selesai dengan satu section, saya berpindah ke section selanjutnya. Inilah alasan settingan saya sangat rumit!," imbuhnya.
Seperti dikutip dari Dpreview, Selasa (14/5/2013),Belanger berujar, ia mencari tampilan yang sempurna dulu di kamera, meski mengakui proses post production tetap penting.
"Tidak peduli seberapa bagus sebuah produk dibuat, namun saat Anda memperbesarnya 100%, Anda akan melihat lebih banyak dibanding mata manusia bisa melihat," tukasnya.
"Sesuatu yang saat Anda pegang terlihat mulus, akan memiliki goresan dan ketidaksempurnaan lain setelah diperbesar," imbuh pria yang juga mengerjakan pemotretan untuk Nike, eBay dan Pixar ini.
Dalam proses kerjanya, Belanger memakai piranti Canon 5D Mark III saat pemotretan di luar studio. Sedang saat di studio, ia memakai Phase One digital back dengan Sinar X view camera serta Phase One 645 camera system.
"Lensa utama saya adalah 24-70mm. Jika saya hanya boleh memiliki satu lensa, maka itulah lensanya. Ia bekerja di hampir semua kondisi. Saya selalu terkesan sempitnya depth of field dalam bukaan f/2.8 dengan lensa ini," papar fotografer yang berbasis di San Fransisco tersebut.
Adapun ia mengandalkan software Aperture untuk konversi Canon Raw, Capture One untuk konversi Phase One Raw dan tak ketinggalan Photoshop. xScope, Evernote serta Dropbox juga diakui Belanger membantu hasil karyanya terorganisir.
(sha/rns)