Menurut survei yang dikutip oleh Strategic Business Development Director Intel Indonesia Corporation, Harry K. Nugraha, pada akhir tahun 2012 sebanyak 38% Direktur Teknologi Informasi (CIO) di Amerika Serikat mendukung penggunaan BYOD,.
Sementara itu dari 82% perusahaan yang disurvei pada tahun 2013 menyatakan, sebagian besar atau seluruh pekerjanya menggunakan perangkat sendiri untuk melakukan pekerjaan.
Sedangkan faktor yang mendorong BYOD, tercermin dari 74% direktur IT meyakini bahwa BYOD dapat membantu para pekerjanya lebih produktif.
Ditambahkannya, lebih dari satu tahun kemitraan dan kolaborasi antara sumber daya manusia, aspek hukum dan keamanan untuk melindungi karyawan dalam memilih penggunaan perangkat.
Dengan semakin banyaknya smartphone dan personal device seperti tablet PC memudahkan perusahaan dalam menjangkau konsumer. Hambatan bagi perusahaan bukan lagi akses terhadap informasi, tetapi kemampuan untuk menghubungkan orang dengan informasi pada waktu yang tepat.
"Meningkatkan kemampuan perangkat konsumer dengan aplikasi bisnis yang sama menjadi kunci dalam menggerakkan produktivitas dan keterlibatan karyawan dalam memajukan perusahaan," sebut Harry, dalam diskusi bertajuk 'Ready or Not, BYOD is Here' di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Kamis (16/5/2013).
"Kesadaran dalam mengadopsi BYOD di kalangan enterprise membuat perusahaan kini merasa yang diutamakan bukan cost reduction, melainkan produktivitas," sebutnya.
Sedangkan, Eryan Ariobowo WebSphere Technical Sales Leader IBM Indonesia, mengatakan dalam mengembangkan BYOD dibutuhkan kemampuan memanfaatkan infrastruktur TI secara holistik, termasuk mengidentifikasi jaringan terkait.
Selanjutnya, menciptakan aplikasi ponsel untuk berbagai platform mobile yang memanfaatkan aplikasi perusahaan agar dapat diakses dari berbagai piranti bergerak.
"Tidak kalah penting adalah manajemen perangkat seluler dan keamanan, mengelola kontrol perangkat mobile dan pemisahan data, menjamin akses ke perusahaan dari perangkat mobile, serta bagaimana mengamankan dan mengelola aplikasi bergerak," sebutnya.
Secara keseluruhan, dalam rangka memaksimalkan tren BYOD, IBM mengembangkan solusi melalui empat pola yaitu berdasarkan platform, analitik, sekuriti, dan manajemen.
(tyo/ash)