"Kami sangat gembira dengan dipilihnya Victoria sebagai pemimpin yang akan mengantarkan BSA menuju tahapan penting dalam pertumbuhan dan evolusi industri software," ujar Board Chairman BSA, Pascal Di Fronzo.
Selama duduk di pemerintahan AS, Victoria terakhir mengemban posisi Koordinator Penegakan Kekayaan Intelektual AS yang pertama. Sebelumnya ia ditempatkan sebagai Konselor Senior, dan Asisten Perwakilan Perdagangan Amerika untuk Kekayaan Intelektual dan Inovasi.
Presiden dan CEO BSA terpilih Victoria Espinel sendiri mengatakan, software mendorong pertumbuhan dan produktivitas di berbagai sektor dalam ekonomi global dan memperkaya kehidupan modern.
"BSA akan terus menjadi pendukung yang kuat dan efektif pada berbagai isu sentral untuk tahapan berikutnya dari perkembangan industri, seiring dengan perubahan cepat pada lanskap digital yang menciptakan peluang dan prioritas kebijakan baru," jelasnya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/8/2013).
Di awal karirnya, Victoria adalah pengacara di kantor pengacara swasta Covington & Burling di London dan Washington DC serta Sidley Austin di New York.
"Victoria dikenal di seluruh dunia sebagai pemimpin yang unggul dalam menangani isu-isu kekayaan intelektual dan isu perdagangan bukan hanya karena posisinya tetapi karena ia dipandang sebagai seseorang yang berpengetahuan luas, dapat dipercaya dan jujur," lanjut Di Fronzo.
"Ia sangat memahami letak keseimbangan keinginan publik ketika inovasi teknologi terus mengubah pasar internasional dan meningkatkan pertumbuhan komunitas digital. Ia merupakan aset yang signifikan untuk industri software sebagai juru bicara dan pendukung utama," pungkasnya.
(ash/ash)