Dengan kehadiran broadband internet 100Mbps ini Indonesia diklaim sejajar dengan beberapa negara maju di Asia, seperti Singapura dan Hongkong yang terlebih dahulu memiliki akses internet cepat.
Ini juga dianggap sebagai lanjutan inovasi terbaru First Media yang merupakan pengembangan layanan sebelumnya, seperti layanan broadband internet berkecepatan 10 Mbps pada tahun 2009 dan 30 Mbps pada tahun 2012 yang lalu.
First Media menggunakan teknologi DOCSIS 3.0 yang diklaim memiliki keunggulan layanan yang memungkinkan para pelanggan untuk dapat menikmati koneksi internet super cepat, sehingga kegiatan mengunduh file besar bisa dilakukan dalam hitungan detik.
Teknologi ini sudah mendukung kegiatan mengakses internet dari beberapa perangkat elektronik di rumah pada waktu yang sama dengan kecepatan stabil.
"Kehebatan teknologi fiber-coaxial hybrid yang sebelumnya sudah digunakan oleh First Media memungkinkan kami untuk secara cepat meningkatkan dan mengembangkan jaringan kami ke teknologi DOCSIS 3.0," kata Ted Schremp, Chief Executive Officer First Media-LinkNet.
Ted menambahkan, teknologi DOCSIS 3.0 merupakan standar telekomunikasi internasional dan dilengkapi 8 kanal sekaligus untuk mendukung kanal-kanal upstream dan downstream untuk memastikan performa yang handal.
"Dengan kecenderungan meningkatnya kepemilikan berbagai perangkat elektronik, keluarga saat ini banyak melakukan kegiatan online dengan melibatkan beberapa perangkat sekaligus di rumah. Dengan demikian, penting sekali bagi mereka untuk setidaknya memiliki koneksi 100 Mbps," lanjut Ted.
Layanan broadband internet FastNet 100 Mbps sendiri dibanderol dengan harga Rp 2.979.000 (sebelum PPN). Untuk melengkapi keunggulan layanan ini, First Media juga akan memperkenalkan modem nirkabel DOCSIS 3.0 model baru yang dilengkapi dengan built-in router Cisco DPC 3828.
(ash/eno)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!