Total Cost of (Non)Ownership di Cloud

Jakarta - Cloud computing makin dianggap penting. Nah, kali ini akan coba dibahas langkah-langkah dalam menghitung dan membandingkan TCO antara cloud infrastructure dengan on-premise data center.

Model dari komputasi awan adalah bahwa perusahaan pengguna tidak perlu mengeluarkan biaya modal untuk membangun data center, namun hanya perlu membayar biaya operasional sebanyak sumber daya yang digunakan setiap bulannya.


Langkah pertama dalam menghitung TCO, adalah dengan mendata semua IT aset perusahaan, dan mengelompokkannya. Yang mana yang rahasia, yang perlu di-share dengan pelanggan, yang low impact, dan lainnya.


Kemudian identifikasi, komponen mana yang paling mudah dipindahkan ke cloud terlebih dahulu, atau yang segera membutuhkan skalabilitas, atau yang kapasitasnya segera habis. Melalui langkah kecil, Anda membangun kepercayaan dalam organisasi terhadap komputasi awan.


Langkah kedua adalah mempertimbangkan biaya terselubung yang selalu ada dalam on-premise data center: server hardware, network hardware, hardware maintenance; software OS, database, virtualization, security; power dan cooling, raised floor, data center space; personel support dan administrator; storage dan redundancy (Disaster Recovery); konektivitas inter dan intra data center.


Dalam administasi hardware saja, Anda dibebankan dengan procurement, seleksi dan evaluasi vendor, dan pengiriman pemasangan (yang kadang berminggu-minggu).


Langkah ketiga adalah mengetahui bahwa dari sisi harga, penyedia komputasi awan global seperti Amazon Web Services, memiliki infrastruktur data center fisik di seluruh dunia, dan mereka menambah sangat banyak infrastruktur fisik setiap tahunnya. Next


(ash/ash)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!