Terlebih mengingat kondisi BlackBerry yang sedang terpuruk, merugi USD 1 miliar dan memecat 4.500 karyawan. Dan di pasar smartphone dunia, pangsa pasar BlackBerry tinggal 1%.
"Pertanyaan saya adalah apakah dia berhak mendapatkannya. Ini seperti beberapa kasus di mana orang bisa mendapat jutaan dolar meski membuat perusahaan terpuruk," sebut Armine Yalnizyan, ekonom di Canadian Centre for Policy Alternatives.
"Namun ini memang tentang kekuatan bargaining. Bukan tentang apakah dia pantas atau tidak, namun bagaimana Anda bekerja dengan pengacara sehingga bisa mendapat banyak uang saat keluar," kata dia.
"Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di belakang layar," tambah dia, seperti dikutip detikINET dari CBC, Jumat (8/11/2013).
Karir Thorsten Heins sejatinya terbilang kinclong di BlackBerry. Sebelum jadi CEO pada Januari 2012, ia adalah COO (Chief Operating Officer) perusahaan asal Kanada itu.
Lantaran kemampuannya, Heins didaulat sebagai CEO menggantikan duo co-CEO BlackBerry sebelumnya -- Mike Lazaridis dan Jim Balsillie.
Heins juga tercatat pernah menjadi manager di Siemens AG dan bergabung dengan BlackBerry (dulu bernama Research In Motion) sejak tahun 1998.
(fyk/ash)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
