Berbagai sikap kecewa -- bahkan cenderung negatif -- pun langsung dilontarkan sederet penggiat media sosial Tanah Air selepas mengetahui Path menerima kucuran dana menggiurkan tersebut.
Putri, salah satu mantan pengguna Path yang kecewa, tanpa ragu-ragu menghapus akunnya yang sudah berusia setahun lebih. "Ini bukti empati saya terhadap korban Lumpur Lapindo dan Bakrie Life," lirihnya pada detikINET.
Di Twitter, kecaman terhadap Path yang menerima modal dari Bakrie juga ramai digelontorkan. Berikut adalah beberapa tanggapan miring di antaranya:
"And then many Indonesian delete their Path account because they hate Bakrie," ujar pengguna dengan akun @dprayudi. "I hate you @path for accepting money from Bakrie," komentar akun @alderina tak kalah pedas.
Path memang tengah menjadi rising star di layanan media sosial. Memang, ia belum sebesar Facebook atau Twitter, kehebohan penggunanya pun tak terlalu terasa di Amerika Serikat dan Eropa.
Namun di Indonesia yang punya populasi sekitar 250 juta penduduk, Path tengah menggema. Tercatat ada 23 juta pengguna di seluruh dunia dimana 4 juta di antaranya berasal dari Indonesia. Meskipun dari porsi jumlah pengguna global, Indonesia cuma 17,4%, namun dari sisi trafik, Indonesia merupakan yang tertinggi, 30% dari trafik globalNext
(ash/rou)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!