Aplikasi Freemium Buah Simalakama Bagi Apple

Jakarta - Dalam dua tahun terakhir, App Store dibanjiri dengan aplikasi freemium. Ya, aplikasi yang di-download secara gratis, namun harus membayar item tertentu untuk melanjutkan permainan. Bagi Apple, saat ini metode tersebut bak buah simalakama.

Di satu sisi, developer dan Apple dapat mengeruk lebih banyak uang dengan cepat dibandingkan sistem beli putus. Akan tetapi, bagi konsumen awam ini tentu saja merugikan. Alhasil, gugatan dari pengguna iDevice berujung kekalahan bagi Apple.


Federal Trade Commission (FTC) memerintahkan Apple untuk mengeluarkan uang sebesar USD 32,5 juta sebagai bentuk kompensasi atas sejumlah kerugian yang terjadi akibat aplikasi freemium ini.


Dikutip detikINET dari Apple Insider, Kamis (16/1/2014), dari dokumen yang bocor, pihak Apple sendiri setuju untuk membayarkan kerugian ini. Tapi CEO Apple Tim Cook yakin ini bukan bentuk 'kekalahan', hanya untuk menghindari persidangan yang panjang.


Memang, uang USD 32,5 juta tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan keuntungan yang sudah didapatkan oleh perusahaan yang beralamat di Infinite Loop 1 tersebut. Di akhir kuartal keempat saja tercatat Apple meraup USD 148,6 miliar.


Sekadar diketahui, FTC melakukan investigasi atas kasus ini pada awal tahun 2011. Saat ini sudah mulai banyak mengeluhkan aplikasi offers in-app purchases tersebut.


Dari banyak laporan, kasus anak 8 tahun yang menghabiskan uang hingga USD 6 ribu untuk membeli item di aplikasi Smurf Village, Hay Day, My Horse dan Campus Life adalah yang paling mencolok.


Akibat kerugian tersebut, Apple mengganti sejumlah uang yang dirugikan oleh pengguna. Dimana hal ini jarang dilakukan oleh Apple, karena kebijakannya yang terkenal tak kenal kompromi.


(tyo/ash)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!