Modalin Path Rp 304 miliar, Bakrie Bisa Bayar Hutang?

Jakarta - Grup Bakrie melakukan investasi dengan menanam modal senilai USD 25 juta atau sekitar Rp 304 miliar ke jejaring sosial Path asal Amerika Serikat. Aksi Bakrie tersebut mengundang sejumlah pertanyaan, bagaimana dengan nasib hutang-hutang Grup Bakrie yang masih menggunung?

Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, aksi Grup Bakrie tersebut dinilai sebagai upaya perseroan untuk memberikan sentimen positif ke pasar. Dengan penanaman modal tersebut, pasar menilai jika Grup Bakrie masih punya pendanaan untuk mengembangkan bisnis perseroan di segala bidang termasuk Path.


"Nilai investasinya lumayan besar. Nanti yang akan dipertanyakan, bagaimana pendanaan tersebut? Dari mana uangnya? Kalau berinvestasi artinya Bakrie punya uang, kenapa nggak bayar hutang dulu?," ujar Reza kepada detikFinance, Senin (13/1/2014).


Menurut Reza, Grup Bakrie melihat potensi keuntungan besar terhadap Path sebagai perusahaan yang punya pasar cukup menjanjikan di Indonesia. "Mereka menangkap peluang di sini. Mereka melihat sesuatu yang menghasilkan keuntungan di Path, akan ada nilai tambah dibandingkan membayar hutang," terang dia.


Reza menambahkan, investasi Grup Bakrie di Path tersebut belum bisa dikatakan sebagai pengaruh besar terhadap pasar Path di Indonesia. "Kita lihat bagaimana pola investasi mereka ke Path. Berapa persentase saham yang dia beli, kalau bukan mayoritas atau pengendali ya nggak akan pengaruh juga," tandasnya.


Perlu diketahui, salah satu anak usaha Grup Bakrei, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih punya utang USD 430 juta kepada China Investment Corporation (CIC) dari total utangnya senilai USD 1,787 miliar.


Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Jumat (10/1/2014) di Jakarta, perseroan baru akan melunasi utang-utangnya lewat penjualan saham anak perusahaannya.


Pemegang saham BUMI setuju pembayaran utang dilakukan dengan menjual saham anak usahanya PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 19% atau setara USD 950 juta dan menjual saham BRMS sebesar 42% atau setara USD 257 juta, sisa hutang USD 430 juta rencananya perseroan akan menarik hutang baru kepada CIC dengan bunga yang lebih murah.


Hingga kuartal III-2013, perseroan mencatatkan kerugian sebesar USD 377,5 juta. Angka ini turun 40% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 632,5 juta.


(drk/rou)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!