Seperti diutarakan oleh Roberto Saputra, Head of Brand & Marcomm Smartfren, pada tahap awal implementasi 4G oleh Smartfren dibutuhkan biaya sedikitnya USD 200 juta atau sekitar Rp 2,4 triliun.
Angka tersebut digunakan untuk memboyong sejumlah perangkat baru yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan teknologi 4G pada jaringan Smartfren.
“Tapi nilai tersebut baru awalnya, seiring perkembangan sudah pasti angkanya akan semakin meningkat. Selain itu dengan investasi awal USD 200 juta, belum meng-cover seluruh jaringan Smartfren dengan teknologi 4G, melainkan baru di wilayah-wilayah tertentu,” ujarnya di Ku De Ta, Bali.
Pun begitu, rencana Smertfren tersebut memang masih belum dapat dipastikan waktu pelaksanaannya. Karena mereka masih bertekad mengandalkan teknologi CDMA hingga 'titik darah penghabisan'.
“Tapi semua kembali ke pemerintah. Bila akhirnya pemerintah memutuskan semua operator seluler harus menggunakan teknologi 4G, maka kami (Smartfren-red) akan mematuhinya,” tambah Roberto.
“Namun saat ini kami masih akan terus mengandalkan teknologi CDMA yang saat ini kami gunakan,” pungkasnya.
(yud/ash)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!